Seperti Ini Cara Menghindari Perilaku Mubazir Dalam Makanan Menurut Islam

banner 468x60

BANDUNGMU.COM, Bandung — Menurut data global, ada sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya. Angka itu begitu mencengangkan.

Terutama ketika mengulas data dari tahun 2000 hingga 2019 yang mencatat antara 23 hingga 48 juta ton makanan terbuang setiap tahunnya di Indonesia. Hal itu setara dengan 115 hingga 184 kilogram per kapita, seperti yang dilaporkan oleh Bappenas.

Pada 2019 mencatat angka yang mencengangkan ketika sebanyak 931 juta ton atau setara dengan 17 persen dari total makanan yang dihasilkan terbuang.

Bayangkan saja jumlah ini setara dengan 23 juta truk masing-masing dengan berat 40 ton. Data ini menyoroti tingginya tingkat pemborosan yang terjadi dalam rantai pasokan makanan.

Menghindari perilaku mubazir

Sebagai salah satu negara yang turut berkontribusi dalam masalah pemborosan makanan, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari lima besar negara penghasil sampah makanan. Sebuah fakta yang harus menjadi peringatan semua pihak.

Dalam Gerakan Subuh Mengaji (GSM) pada Rabu (30/08/2023), Wakil Ketua PWM Jawa Barat Dr Ayi Yunus Rusyana MAg menyampaikan bahwa untuk mengatasi masalah yang terus berkembang ini, diperlukan upaya nyata untuk menghindari perilaku mubazir dalam pengelolaan makanan.

Menurut Ayi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menanamkan pendidikan dasar di keluarga. Keluarga adalah tempat pertama di mana nilai-nilai dan sikap terbentuk.

Oleh karena itu, kata Ayi, penting untuk mengajarkan kepada setiap anggota keluarga pemahaman bahwa perilaku pemborosan adalah tindakan yang sangat merugikan.

“Pemborosan makanan adalah setara dengan menghamburkan rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT,” tutur Ayi seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Selanjutnya, Ayi mengatakan perlunya membangun rasa simpati dan empati terhadap fakir miskin yang hidup serba kekurangan.

Dengan memahami bahwa makanan yang dibuang dapat membantu mereka yang membutuhkan, kata Ayi, umat Islam akan lebih berpikir dua kali sebelum membuang makanan yang masih layak konsumsi.

“Berpandangan bahwa hak orang lain juga terdapat di harta yang dimiliki adalah prinsip yang penting dalam menghindari perilaku mubazir. Ini berarti kita harus berbagi dan memberikan kepada mereka yang membutuhkan,” ucap dosen UIN Sunan Gunung Djati ini.

Ayi mengajak agar selalu mengingat bahwa semua harta adalah pemberian Allah dan merupakan amanah dari-Nya merupakan cara lain untuk menghindari perilaku mubazir.

Dengan menyadari bahwa manusia hanya menjadi pemegang sementara harta dari Allah SWT ini, ucap Ayi, setiap orang akan lebih berhati-hati lagi dalam mengelolanya.

“Akhirnya, kita harus membiasakan diri untuk selalu merasa cukup (qana’ah) sehingga hawa nafsu akan kepemilikan harta bisa terus diredam. Sikap bersyukur atas segala jenis kenikmatan juga akan membantu kita menjaga diri dari sikap mubazir,” ucap Ayi.

Dengan langkah-langkah ini, Ayi optimis dapat bergerak menuju pengelolaan makanan yang lebih bijak dan berkelanjutan sehingga dapat mengurangi pemborosan makanan yang begitu merugikan bagi masyarakat dan planet bumi.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author