bandungmu • Sep 16 2023 • 45 Dilihat
BANDUNGMU.COM — Hasil penelitian yang dilakukan oleh Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, membawa kabar yang memerlukan perhatian serius.
Studi ini mengungkapkan bahwa seluruh kabupaten hingga kecamatan di Pulau Jawa memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap ancaman kekeringan.
Kondisi ini mengundang kekhawatiran dalam konteks perubahan iklim yang makin nyata dan membawa dampak signifikan pada siklus musim hujan dan kemarau di wilayah ini. Kekeringan panjang dan merusak telah menjadi ancaman nyata bagi penduduk Pulau Jawa.
Dalam menghadapi tantangan kekeringan ini, ajaran Islam memberikan pedoman yang khusus dan bermakna. Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan ritual yang dikenal sebagai istisqa.
Secara harfiah, istisqa berarti meminta hujan. Dalam konteks Islam, istisqa adalah bentuk ibadah yang menggambarkan doa-doa dan salat yang ditujukan kepada Allah memohon agar hujan turun selama musim kemarau yang panjang.
Ada banyak alasan yang mendukung praktik salat istisqa dalam Islam. Sebagian besar ulama sepakat atas pentingnya ritual ini berdasarkan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa Nabi SAW keluar untuk melakukan istisqa dan kemudian memimpin jamaah dalam salat istisqa dua rakaat tanpa azan dan ikamat.
Setelah itu, Nabi SAW memberikan khutbah dan berdoa kepada Allah menghadap ke arah Kiblat sambil mengangkat kedua tangannya.
Dalam hadis disebutkan:
“Dari Abu Hurairah ra (dilaporkan) bahwa dia berkata Nabi SAW pada suatu hari keluar untuk melakukan istisqa, lalu ia salat mengimami kami dua rakaat tanpa azan dan tanpa ikamat. Kemudian ia berkhutbah dan berdoa kepada Allah seraya menghadapkan mukanya ke arah Kiblat, sambil mengangkat kedua tangannya, kemudian memutar jubabnya sehingga ujung kanannya berada di sebelah kiri dan ujung kirinya berada di sebelah kanan.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).
Dalam hadis lain disebutkan:
“Dari Abbad ibnu Tamim, dari pamannya (yaitu Abdullah Ibn Zaid), yang mengatakan: “Saya melihat Nabi SAW pada hari ia keluar minta hujan, beliau membelakangi orang banyak dan menghadap ke Kiblat sambil berdoa, kemudian membalik pakaian atasnya, kemudian salat mengimami kami dua rakaat, dengan menyaringkan bacaan dalam keduanya.” (HR Al-Bukhari, Abu Daud, An-Nasai, dan Ahmad).
Dua hadis di atas adalah bukti kuat tentang pentingnya ritual istisqa dalam Islam. Tindakan Nabi SAW yang melibatkan jamaah menunjukkan keseriusan dalam menanggapi kekeringan dan memohon bantuan Allah dalam mengatasi masalah cuaca yang sulit.
Dalam situasi di mana perubahan iklim semakin mempengaruhi pola cuaca, praktik istisqa adalah salah satu cara umat Islam merespons tantangan kekeringan dengan penuh keyakinan dan doa kepada Allah yang Maha Kuasa.
Ritual ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan, tetapi kepedulian terhadap alam dan lingkungan di mana kita tinggal, serta keharmonisan antara keyakinan agama dan kesejahteraan masyarakat.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.