Dua Hal yang Dibenci Anak Adam, oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian Dua Hal yang Dibenci Anak Adam ini berdasarkan hadits riwayat Ahmad:
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنْ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ. رواه أحمد فى مسنده
Dari Mahmud bin Labid bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ada dua perkara yang dibenci Bani Adam yaitu dia benci kematian padahal kematian itu lebih baik bagi seorang Mukmin daripada tertimpa fitnah. Dan dia benci harta yang sedikit padahal sedikitnya harta itu akan menyebabkab hisabnya semakin sedikit. (HR Ahmad dan musnadnya)
Like and Dislike
Kehidupan ini dipenuhi sesuatu yang saling bertentangan, termasuk di antaranya suka dan tidak suka atau benci. Tentu suka dan benci atau like and dislike adalah persoalan subjektif atau pribadi, yang sangat dipengeruhi oleh berbagai variabel pada setiap insan. Termasuk yang sangat menentukan adalah pemahaman atau persepsinya terhadap objek yang sedang dihadapinya.
Sebagai seorang Mukmin, like and dislike itu sudah seharusnya tidak lagi berdasar pada subjektivitas pribadi yang sempit, akan tetapi seharusnya berdasar objektivitas yang luas yaitu berdasar nilai kebenaran universal yang terkandung dalam nilai-nilai Islam.
Sehingga sudut pandang seorang Mukmin adalah ajaran Islam itu sendiri. Like and dislikekita berdasar apa yang sudah menjadi ketentuan Allah dan Rasul-Nya, sehingga tidak terjebak pada subyektifitas pribadi, kelompok atau organisasi.
كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (al-Baqarah 216)
Dengan menyandarkan like and dislike pada nilai-nilai Islam itulah yang menjadi indikator utama terhadap kesempurnaan iman seorang hamba.
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (al-Ahzab: 36)
Benci Mati
Mati merupakan keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, walaupun begitu mayoritas dan bahkan hampir semua manusia yang hidup di dunia ini tidak menyukainya atau membencinya. Tidak suka terhadap kepastian yang pasti datang adalah sesuatu yang sangat tidak berguna. Sikap yang terbaik adalah justru menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya jika saatnya datang.
Oleh karena itu menejemen hati menjadi hal yang terpenting dalam menghadapi persoalan ini. Karena jika tidak di menej dengan baik yang ada malah ada rasa risau yang berkepanjangan dalam kehidupannya. Hanya dengan kekuatan iman dan amal shalih yang menjadikan seorang hamba akan merasa lebih optimis menghadapi ajal dalam setiap saat.
Baca sambungan di halaman 2: Kisah Raja dan Orang Gila