Yogyakarta, InfoMu.co – Pemilihan istilah amal usaha (AUM) di Muhammadiyah merupakan wujud nyata spiritualitas orang-orang Muhammadiyah dalam berkarya.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah Bidang Kesehatan, dr. Agus Taufiqurrahman kenyataan tersebut menjadikan AUM sering dijadikan miniatur membangun suasana islami. Banguanan suasana islami di AUM tidak berhenti pada simbol-simbol.
Melainkan, sambung dr. Agus suasana islami di AUM terutama bidang kesehatan adalah pelayanan yang diberikan terinspirasi dari Al Qur’an dan Hadis. Menyinggung tentang semangat mengaji Al Qur’an di kalangan pegawai, menurutnya itu bagus tapi tidak boleh mengajinya hanya sampai lisan saja.
“Diantara membangun amal usaha khususnya kesehatan ini, spiritualitas bersumber pada Al Ma’un dan Al Ashr,” tutur dr. Agus pada, Ahad (10/4) di acara Pengajian Ramadan 1443 H yang diadakan RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dan Gamping, Sleman.
Belajar dari sejarah metode pendidikan yang disampaikan oleh Kiai Ahmad Dahlan kepada santri-santrinya, menurut dr. Agus metodenya tidak mentok pada hafalan saja. Melainkan kurikulum yang digunakan sampai pada pengamalan atas materi-materi yang ada dalam Al Qur’an.
Menurutnya, hal ini juga berlaku pada Rumah Tahfidz yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Dokter Spesialis Saraf ini melanjutkan bahwa, lima langkah belajar Al Qur’an menurut Muhammadiyah itu meliputi mendidik supaya bisa baca Al Qur’an, memahaminya, mengamalkannya, menghafalkannya, dan mengajarkannya.
Di Muhammadiyah selain teologi Al Ma’un sebagai landasan gerakan pro dhuafa’ – mustadh’afin, ada juga teologi Al Ashr sebagai landasan kerja untuk manajemen mutu yang baik dan profesional. “Maka disitulah spirit amal soleh dan keunggulan menyatu di sini,” imbuhnya.
Implementasi Al Qur’an dan Hadist dalam AUM telah disusun sedemikian canggih dan implementatif bagi Warga Muhammadiyah dalam bentuk Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM). Kemudian sesuai bidang garapnya masing-masing, PHIWM ini di kontekstualisasikan sesuai kebutuhan.
“Tentu harus diimplementasikan, dan itu tidak boleh islami hanya murni simbolis, karen banyak sebagian orang beragama itu yang penting simbol,” sambungnya.
Melainkan Agama Islam harus mewujud dalam pelayanan yang islami di AUM Bidang Kesehatan, tidak cukup praktek islami hanya melalui tulisan dan pemutaran ayat-ayat suci Al Qur’an. (muhammadiyah.or.id)