Muhammadiyah • Jul 22 2022 • 36 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Islam sangat menganjurkan agar orang-orang beriman mencari ilmu (QS. Al-Mujadilah: 11, AzZumar: 9, Fatir: 28). Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Ali Yusuf menjelaskan tentang beberapa adab dalam proses mencari ilmu.
Menurutnya, adab terhadap ilmu di antaranya memperhatikan jenjang ilmu dari yang penting hingga yang terpenting, menjauhi perdebatan, dan tidak berpindah ilmu sebelum menguasainya.
“Adab terhadap ilmu itu mulai dari ilmu yang wajib dipelajari, berhatihati dalam mempelajari perkara ikhtilaf di kalangan ulama, tidak malu bertanya terhadap perkara yang belum dipahami, dan tidak berpindah kitab kajian hingga tuntas,” terang Ali dalam Pengajian Tarjih Muhammadiyah pada Rabu (20/07).
Dalam syarat memperoleh ilmu ialah degan kecerdasan, semangat, kesabaran, bekal yang cuku, bimbingan guru, dan berkelanjutan. Sehingga dalam mencari ilmu, seseorang harus membersihkan hati dari perangai buruk, bersegera dalam memanfaatkan waktu, sederhana dalam penampilan, dan sedikit makan, minum, tidur (tidak berlebihan).
Ali menerangkan klasifikasi ilmu. Menurutnya, kebanyakan para ulama menerangkan dua model ilmu: pertama, ilmu dharuri yaitu ilmu yang diperolah tanpa melalui penalaran (proses berpikir mendalam) dan penyusunan argumentasi atau dalil; kedua, ilmu nadhari/muktasab yaitu diperoleh melalui penalaran (proses berpikir mendalam) dan penyusunan argumentasi atau dalil.
“Kebanyakan para ulama mengklasifikan ilmu dalam dua bentuk yaitu dharuri dan nadhari. Kalau dalam kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin yang dikarang oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi mungkin ada penambahan lagi yang ketiga yaitu ilmu muamalah atau ilmu soal hati,” terang Ali.
Sementara itu, dalam adab memilih guru, kata Ali, ditekankan mencari sosok yang alim, wara’, dan bijak, serta dapat diminta bimbingan dan konsultasi dalam banyak hal. Penting juga agar bersungguh-sungguh dalam menerima ilmu dari guru, seperti mengetahui haknya, tidak melupakan kebaikan serta mendoakannya, bersabar dalam mulazamah dengannya, dan tidak mendahului dalam menjawab permasalahannya.
“Jangan sampai seorang melupakan orang (guru) yang telah memberi kebaikan kepada kita, setelah tidak diajar lagi, ketika sudah berstatus sama, ketika sudah sukses dan lebih cerdas dari gurunya,” tegas dosen Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah ini.
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.