MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Al-Quran menyebut air dengan istilah ma’. Kata-kata lain yang terkait dengan makna air dan disebut dalam al-Quran adalah mathar (hujan), ‘ain (mata air, dan kata jamaknya ‘uyun), yanbu‘ (sumber air, dan kata jamaknya yanabi‘), nahr (sungai, dan kata jamaknya anhar), dan bahr (laut, dan kata ganda serta kata jamaknya bahran/bahrain dan bihar/abhur).
Menurut Ruslan Fariadi, sebanyak 192 kali Al-Qur’an menyebut kata air dengan berbagai jenis varian penyebutannya. Banyaknya penyebutan air dalam al-Quran ini sebanding dengan makna air yang sangat penting bagi kehidupan, di samping sebagai isyarat keharusan memerhatikan, meneliti, mengkaji, dan merawatnya.
Dalam Islam, air menjadi medium utama dalam pelaksanaan thaharah seperti mandi besar dan wudhu. Sehingga menempatkan air sebagai sumber kehidupan. Tanpa asupan air yang memadai, semua makhluk hidup akan mati dalam beberapa hari. Bahkan segala sesuatu yang hidup diciptakan Allah dari air, demikian pernyataan al-Quran dalam Surat al-Anbiya ayat 30: “Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…”.
“Komposisi tubuh manusia, hasil penelitian menunjukkan bahwa dua pertiga berat fisiknya merupakan cairan. Bahkan orang tidak bisa bertahan hidup lebih lama tanpa air. Orang masih bisa kuat bertahan jika tanpa makan,” ujar Ruslan dalam Tarjih Menjawab pada Selasa (13/04).
Selain sumber kehidupan, air berfungsi sebagai sarana konservasi (pemeliharaan dan perlindungan) tanah. Air dapat meningkatkan kualitas tanah dari kering atau tandus menjadi subur, sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia melalui tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang dihasilkannya (QS. Al Baqarah: 5).
Air mampu menggerakkan turbin pada suatu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang kemudian menghidupkan (menjalankan) generator sehingga menghasilkan listrik. Pada skala kecil di masyarakat pada umumnya dikenal dengan teknologi MikroHidro. Teknologi lain yang membuktikan bahwa air memiliki fungsi energi, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan juga kendaraan-kendaraan yang digerakkan dengan energi uap.
“Dalam pandangan Islam, air harus dijadikan sebagai anugrah Allah yang tidak hanya untuk kepentingan kita sebagai manusia tetapi bagi makhluk hidup. Maka orang yang mencemari air merupakan tindakan yang tercela karena sama saja mencemari kehidupan,” tutur dosen Universitas Ahmad Dahlan ini.