Muhammadiyah • Dec 19 2022 • 25 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Termaktub dalam kitab Al Munqidz min al-Dhalal, setelah menyelami samudera filsafat dan mengkritiknya, Hamid Al Ghazali kemudian mempelajari pemikiran Syiah Ismailiyyah. Baik sekte Musta’li maupun Nizari, aliran Syiah ini merupakan gerakan agama, filsafat, dan politik yang menjadi musuh terbesar Hujjatul Islam. Aktivitas gerakan ini terfokus pada penyebaran ajaran mengenai perlunya sosok al-Mu’allim atau al-Imam. Dari sini kemudian dikenal ideologi yang bernama Ta’limiyyah.
Ketika doktrin Ta’limiyyah populer di masyarakat, penguasa Abbasiyah meminta Al Ghazali menulis kitab tentang kelemahan-kelemahan doktrin mereka. Akhirnya, lahirlah kitab yang berjudul Fadhaih al-Bathiniyyah wa Fadhail al-Mustazhiriyyah. Isi kitab tersebut kombinasi pemikiran Al Ghazali tentang politik dan teologi yang memiliki tujuan khusus yaitu meruntuhkan pandangan-pandangan Ta’limiyyah. Pasca kematian Nizam al-Muluk yang menjadi patronnya, memang hampir semua pemikiran al-Ghazali tertuju pada polemik anti aliran Syiah Bathiniyah ini.
“Meskipun Al Ghazali mendapat perintah dari penguasa Abbasiyah untuk menyusun kitab ini (Fadhaih al-Bathiniyyah), namun ia memiliki dorongan internal untuk membantah kelompok Ta’limiyyah,” ucap Rofiq dalam kajian tentang Al Ghazali yang diselenggarakan PCIM Amerika Serikat dan Center for Integrative Science and Islamic Civilization (CISIC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu (05/11).
Meski karya ini disambut dengan baik karena dua hal: kecakapan intelektual dan kehendak publik pada waktu itu, Al Ghazali juga sempat mendapat kecaman akibat menulis kitab Fadhaih al-Bathiniyyah ini. Doktrin Syiah Ismailiyyah tersebut yang awalnya merupakan bangunan pemikiran yang simpang siur dan bersifat acak, menjadi tersistematis setelah dibahas Al Ghazali. Secara tidak langsung, Al Ghazali dituduh ikut serta dalam mempromosikan dan menyebarluaskan paham Ta’limiyyah.
Kejadian ini sama dengan ketidaksetujuan Ahmad bin Hanbal terhadap cara-cara yang dilakukan al-Haris al Muhasibi ketika hendak membantah doktrin-doktrin Mu’tazilah. Bagi Ahmad bin Hanbal, membantah Mu’tazilah akan lebih baik jika hanya dengan mendiamkannya saja. Tidak perlu dikaji secara sistematis. Sebab, membahas pemikiran Mu’tazilah lalu membantahnya sama dengan ikut mempopulerkan kesesatan.
Menurut Al Ghazali, pandangan Ahmad bin Hanbal benar jika kesesatannya belum tersebar luas. Sementara paham Ta’limiyyah yang memiliki doktrin ilmu pengetahuan tidak akan dapat diperoleh kecuali melalui ajaran dari sang Imam, telah menjadi pembicaraan arus utama di masyarakat muslim. Karenanya, Al Ghazali merasa perlu untuk melakukan sistematisasi terhadap ajaran Ta’limiyyah untuk menunjukkan bahwa dirinya memahami pemikiran mereka dan mampu untuk membantahnya sekaligus.
Inti dari sekian banyak kritik Al Ghazali ialah menunjukkan sisi absurditas doktrin Ta’limiyyah yang taklid buta terhadap para imam mereka. Bagi Al Ghazali, satu-satunya petunjuk bagi kaum muslim adalah Nabi Muhammad yang tindakan dan ucapannya membentuk Hadis dan Sunnah dan itu perlu serta cukup untuk mengatur kehidupan komunitas Islam.
“Pandangan Bathiniyyah (Ta’limiyyah) telah menyebar luas yang akhirnya memotivasi Al Ghazali menulis banyak kitab tentang pemikiran mereka. Setelah dibahas Al Ghazali, pemikiran Ta’limiyyah kemudian surut bahkan lenyap melalui tangan Shalahuddin Al Ayubi. Sumbangsih pemikiran Al Ghazali ikut serta dalam meruntuhkan Dinasti Fathimiyyah,” ucap Rofiq.
Hits: 0
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.