Bekerja di Lingkungan Muhammadiyah Adalah Panggilan Kekhilafahan di Muka Bumi

BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir membuka acara Rapat Kerja Pimpinan Universitas Muhammadiyah Surabaya di SM Tower pada Sabtu (26/08/2023).

Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa Muhammadiyah turut membidani kemerdekaan Indonesia. Bahkan setelah merdeka, Muhammadiyah masih berkontribusi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu tonggak penting dalam kontribusi Muhammadiyah adalah pendirian Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA). Menurut Haedar, sejak awal 2000-an, kampus-kampus di bawah naungan Muhammadiyah telah berkembang pesat, menjadi pusat pendidikan unggulan di seluruh negeri.

“Bapak ibu sebagai pimpinan di kampus Muhammadiyah tentu harus memiliki spirit perjuangan Muhammadiyah bagi kemajuan dakwah dan tajdid yang memberi maslahat bagi umat dan kemanusiaan semesta,” pesan Haedar kepada seluruh sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Haedar menjelaskan bahwa pendirian PTMA dan upaya-upaya sosial lainnya adalah bagian dari semangat amaliyah, di mana amal memiliki dimensi transendensi.

Dalam Al-Quran disebutkan bahwa mereka yang beramal saleh dan beriman, baik laki-laki maupun perempuan, akan memperoleh kehidupan yang baik (QS An-Nahl: 97).

Konsep kehidupan yang baik ini, menurut Haedar Nashir, mencakup keseimbangan antara aspek ruhani dan jasmani.

Ia mengingatkan bahwa ketika diberi jabatan atau amanah, itu merupakan bagian dari panggilan kekhilafahan di muka bumi, dan penting untuk mengarahkan jabatan dan kekuasaan tersebut demi kemaslahatan masyarakat dan lingkungan.

“Setiap manusia normal ingin kehidupan baik, entah itu di dunia maupun di akhirat. Orang beriman memiliki pemikiran yang sehat dan seimbang antara aspek ruhani dan jasmani. Kalau diberi jabatan atau amanah, itu bagian dari panggilan kekhilafahan di muka bumi. Tinggal bagaimana jabatan dan kekuasaan itu diarahkan untuk kemaslahatan masyarakat dan lingkungan,” tutur Haedar.

Haedar Nashir memaparkan bahwa amal saleh sebagai kunci menuju surga. Namun, ia juga menekankan bahwa amal saleh bukanlah hal yang mudah ditemui.

Diperlukan tekad yang kuat dan usaha sungguh-sungguh. Terkadang, kita bahkan perlu mendorong diri sendiri untuk melakukan kebaikan, yang selalu diiringi dengan keikhlasan. Inilah jalan menuju surga yang dijanjikan.

Haedar Nashir juga mengingatkan tentang bahaya mengejar dunia tanpa memperhatikan nilai-nilai amal saleh. Dia berbagi pemahaman bahwa kesuksesan seringkali dihadapi oleh berbagai godaan dan tantangan.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga etos kerja yang tinggi, terutama ketika mencapai puncak kesuksesan.

Haedar Nashir menyoroti bahwa Muhammadiyah memiliki tekad untuk terus berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan masyarakat yang lebih baik.

Dia mengingatkan pentingnya kerjasama yang produktif, yang didorong oleh minat yang terus berkembang, sebagai kunci untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam menutup pesannya, Haedar Nashir menerangkan bahwa Muhammadiyah memiliki tekad untuk terus berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan masyarakat yang lebih baik.

Ia menekankan pentingnya kerjasama yang produktif, didorong oleh minat yang terus berkembang, sebagai kunci untuk mencapai tujuan bersama.

“Tidak ada sistem yang maju tanpa kebersamaan yang produktif. Bukan kebersamaan yang sekadar berkumpul. Namun, kebersamaan yang memiliki minat yang terus berkembang,” ucap Haedar.***