Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Bukan Tema Baru di dalam Islam, Ini Saran Adi Hidayat Menghadapi Masa Disrupsi

    Apr 07 202267 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kata disrupsi populer dalam satu dekade terakhir. KBBI mendefinisikan disrupsi sebagai fenomena sosial yang tercerabut dari akar nilainya. Secara umum, disrupsi saat ini digunakan untuk menggambarkan fitnah yang terjadi akibat lompatan teknologi.

    Meski baru populer sekarang, ternyata makna disrupsi bukan hal baru di dalam tradisi Islam. Ulama muda Muhammadiyah, Adi Hidayat menyebut disrupsi sebagai hal biasa yang menjadi fitrah kehidupan manusia di bumi.

    Dalam Pengajian Ramadan 1443 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu pagi (6/4), Adi lalu mengutip ayat 30-33 Surat Al-Baqarah. Menurutnya, kesangsian malaikat di ayat ini terkait misi khalifah manusia mengisyaratkan potensi terjadinya disrupsi.

    Selain ayat-ayat Alquran, Adi Hidayat menyebut bahwa tema-tema disrupsi juga telah menjadi peringatan Rasulullah Saw. Sebagai contohnya, hadis-hadis riwayat Muslim sering memuat tentang kabar-kabar disrupsi akhir zaman dan tanda-tanda kiamat.

    Hadis-hadis itu bahkan banyak yang telah terjadi. Misalnya dicabutnya para ulama’ yang diartikan sebagai banyaknya para ahli otoritatif di berbagai bidang keilmuan meninggal dan tidak memiliki pengganti.

    Selain itu, tanda akhir zaman adalah ketika waktu bisa didekatkan dan pasar-pasar berdekatan. Lewat teknologi video call real time dan online shop yang mudah diakses, hadis itu kata Adi Hidayat semakin relevan.

    Untuk menyikapi fenomena ini, Adi menyebut solusinya adalah mengedepankan dakwah dengan pendekatan aspek hikmah dibandingkan dengan pendekatan fikih. Mengutip Al-Baqarah ayat 129, Adi mengatakan bahwa pendekatan hikmah adalah metode para nabi dan rasul.

    Di samping pendekatan hikmah, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan mitigasi sebagaimana Rasulullah pada saat mengutus Muadz ibn Jabal ke Yaman. Pemetaan tantangan zaman dan kebutuhan sekaligus sosiologis umat mempengaruhi kesuksesan dakwah.

    “Ternyata kalau kita padukan dengan Surat Lukman ayat ke-12 sampai 13, lalu dikonfirmasi lewat perilaku sesuai tema pengajian ini (Aktualisasi Perilaku Islami yang Mencerahkan di Era Disrupsi) dan Alquran 16 ayat 125, lahir perilaku mencerahkan di era disrupsi,” pungkasnya. (afn)

    klik sumber berita ini

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top