BANDUNGMU.COM, Sumedang — Dadang Setiawan yang pada periode sebelumnya menjabat Majelis Tablig terpilih menjadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumedang dalam musyawarah daerah (Musyda) ke-15 yang dilaksanakan di Aula Gedung Negara Sumedang pada Minggu (07/05/2023).
Mengutip laman resmi PWM Jawa Barat, Dadang Setiawan meraih suara terbanyak dalam pemilihan 27 anggota PDM Sumedang lewat e-voting.
Dalam pemilihan ini, Dadang Setiap meraih 128 suara, disusul Hartono Ikhsan 103 suara, dan Jajang Nasution 95 suara.
Urutan berikutnya masing-masing Cecep Taufiqurahman 94 suara, A Muhdiat 93 suara, Supala 81 suara, Wawan Sugiarto 76 suara, Ismail Farid 65 suara, dan Dudung Hidayat 63 suara.
Sembilan nama ini dipilih dari 27 nama yang telah dipilih dalam Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda). Mereka kemudian menggelar musyawarah untuk memilih ketua dan sekretaris.
Dalam musyawarah itu, Dadang Setiawan terpilih sebagai Ketua PDM Sumedang masa bakti 2022-2027, sedangkan Hartono Ikhsan sebagai sekretaris.
Ditemui usai pelaksanaan e-voting, Dadang Setiawan mengatakan siap melanjutkan program-program pimpinan sebelumnya.
Sementara itu, program-program baru tentu, kata Dadang Setiawan, akan dibahas melalui rapat komisi yang digelar dalam rangkaian musyda itu.
Adapun Ketua PDM Sumedang periode 2014-2021 KH Nashrudin Toha mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh kepengurusan periode lima tahun mendatang.
“Tentunya program-program penting dalam pelayanan umat seperti di sektor pendidikan dan kesehatan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan untuk kepengurusan yang baru mendatang,” tutur Toha.
Di sektor kesehatan, misalnya, PDM Sumedang masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengawal Klinik Aisyiyah menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah Sumedang.
Selain itu, kata Toha, ke depan juga PDM Sumedang perlu meningkatkan layanan klinik plus dengan layanan rawat inap yang memadai.
“Saya berpesan pimpinan baru PDM Sumedang harus bisa menjadi solidarity maker atau membangun solidaritas umat, problem solver (solusi bagi umat), dan berani mengambil resiko,” harap Toha.
Memasuki tahun politik, ia menegaskan Muhammadiyah bukan organisasi politik. “Muhammadiyah tidak melibatkan diri secara organisasi dalam politik praktis, tetapi Muhammadiyah memahami politik sebagai ladang dakwah,” kata Toha.
Oleh karena itu, ungkap Toha, Muhammadiyah menjaga dan membangun komunikasi yang sama dengan tokoh ataupun partai politik.
“Anggota Muhammadiyah berhak berpartisipasi aktif dalam politik, tetapi yang jelas. Tidak boleh membawa-bawa gerbong dan simbol-simbol Muhammadiyah untuk dukung mendukung dan deklarasi capres ataupun kepala daerah,” tandas Toha.
Seraya mengingatkan, Toha mengatakan bahwa Muhammadiyah telah memberikan panduan dalam memilih pemimpin yang bagus.
“Pilihlah pemimpin yang baik dan berkompetensi yang cukup. Jangan terjebak pada jargon nomor piro wani piro, terima uangnya jangan pilih orangnya. Sekarang katakan tidak pada politik uang. Oleh karena itu, jadikan umat berdaya secara ekonomi,” pungkas Toha.
Dalam kesempatan itu turut hadir memberikan sambutan Sekretaris PWM Jabar Iu Rusliana, Bupati Sumedang Doni Ahmad Munir, beserta para tamu undangan Forkopimda Sumedang, perwakilan KPU Sumedang, Bawaslu Sumedang, PCNU, Persis, SI, PUI, dan ormas OKP yang ada di Sumedang.***