Dari Hafalan ke Aksi, Al-Maun Jadi Gerakan Nyata di Muhammadiyah

banner 468x60

BANDUNGMU.COM, Surabaya — Rumah sakit dan poliklinik yang dibangun oleh Muhammadiyah tidak sekadar fasilitas kesehatan. Namun, juga simbol dan kelanjutan dari ajaran QS Al-Maun yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan bersama Kiai Sudja.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara Peresmian Gedung Perguruan Muhammadiyah Cabang Tandes dan Milad 1 Abad RS PKU Muhammadiyah Surabaya pada Ahad (01/09/2024).

Menurut Haedar, yang mengutip Kiai Sudja, ajaran Al-Maun membawa pesan welas asih dan cinta kasih kepada sesama tanpa pandang bulu. Dengan menyediakan layanan kesehatan, Muhammadiyah berupaya menolong semua orang, tanpa memandang agama, suku, ras, atau golongan. Ini mencerminkan ajaran Al-Maun yang menekankan kepedulian terhadap sesama manusia.

Haedar juga menegaskan bahwa nilai-nilai kasih sayang Al-Maun berbeda dengan konsep “struggle for life” yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Dalam pandangan Darwin, hanya yang kuat yang bertahan dan menang sehingga mereka yang lemah cenderung tertinggal dan terpinggirkan.

Sebaliknya, Al-Maun mengajarkan bahwa setiap manusia layak diperjuangkan kesejahteraannya, tanpa memandang kekuatannya. “Ajaran Al-Maun yang mengandung nilai welas asih menantang konsep struggle for life Darwin. Ini adalah karakter gerakan Muhammadiyah,” ujar Haedar seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Ajaran Al-Maun dengan nilai kasih sayangnya telah menjadi fondasi gerakan Muhammadiyah, kata Haedar, tidak hanya berfokus pada aspek kemanusiaan yang penuh kasih. Namun, juga pada upaya memajukan dan memberdayakan masyarakat.

“KH Ahmad Dahlan, melalui ajaran Al-Maun, melahirkan tiga bentuk gerakan konkret, yakni rumah sakit, rumah miskin, dan rumah yatim. Ketiga institusi ini adalah bukti nyata dari implementasi ajaran Al-Maun oleh KH Dahlan dan Kiai Sudja,” tegas Haedar.

Menurut Haedar, Al-Maun di tangan KH Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi surat yang dihafal, tetapi diubah menjadi gerakan amal nyata yang berdampak luas. “Saat itu, meski banyak umat Islam yang hafal surah ini, hanya KH Dahlan yang mampu menerjemahkan makna mendalam dari surat pendek ini ke dalam aksi nyata,” tutup Haedar.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author