Muhammadiyah • Aug 28 2022 • 33 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Sastrawan besar Indonesia, Taufik Ismail menghadiri ‘Malam Gembira Puisi Merdeka’ di Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (26/8).
Acara ini adalah ungkapan syukur yang digelar oleh PP Muhammadiyah dalam rangka memperingati 77 tahun usia kemerdekaan Republik Indonesia dan keberhasilan Indonesia melalui masa sulit pandemi Covid-19.
Dikenal sebagai warga Muhammadiyah, Taufik Ismail yang merupakan penyair angkatan ‘66 yang kini telah berusia 87 tahun itu membawakan sebuah puisi berjudul “Wasiat 11 Bait untuk Cucu-Cucuku”.
Berikut isi puisi tersebut:
Cucu-cucuku, ada kerjaku belum selesai, belum tercapai.
Nah tolonglah kalian lanjutkan dan bawa, ikut sertalah teman-teman.
Pertama, patahkan takhayul angka 13.
Bila kau kelak dirikan maskapai penerbangan, taruh angka tiga belas di deretan kursi antara dua belas dan empat belas. Bilang begini:
“Penentu keselamatan pesawat itu Tuhan! bukan angka tiga belas.”
Kedua, bikin sungai di negeri kita bersih tepi-tepinya.
Ciptakan sungai itu jadi jernih airnya.
Semua sungai di negeri kita jangan titipkan najis dan limbah pabrik kepadanya, jadikan mata warga segar memandangnya.
Ketiga, ganti baris terakhir lagu Padamu Negeri.
Jiwa raga kita diberi gratis oleh Tuhan, kembalikan jiwa raga ini dengan rasa syukur kepada-Nya.
Jiwa raga kita tidak diberikan kepada negeri!
Sebagai ganti, amal bakti kita berikan kepada negeri
Keempat, yang paling berantakan di dalam bahasa kita adalah penggunaan kata “kita” dan “kami”. Semestinya itu jadi kelebihan bahasa Indonesia,
Kini kok malah jadi luar biasa kacaunya antara kita dan kami.
Ajarkan agar tepat guna tata bahasa kita itu lagi dengan sabar sejak umur dini.
Kelima, ada tiga zat yang mesti kalian jauhi,
Narkoba yang membunuh 40 orang sehari.
Alkohol yang mencabut nyawa 49 orang sehari.
Asap rokok yang menjagal 1100 orang sehari.
Ketiga-tiga ini kalian jauhi, sungguh-sungguh hindari.
Itu yang namanya adiksi.
Keenam, jangan berlebih-lebihan menggunakan telepon genggam.
Pakai itu sebagai sumber informasi, tapi banyak yang buruk yang meseti dihindari.
Nah tanyakan yang mana itu pada papa dan mama dan kepada guru di sekolahmu.
Ketujuh, buang tahayul zaman kuno. Bertimbun pikun. Tiup lilin setiap acara ulang tahun.
Ditipu oleh dongeng kuno, nyala lilin padam, rezeki bertimbun-timbun.
Dibodohi hasutan syaitan dan sumber kesehatan, bersihkan kue ulang tahun yang cemar sudah ratusan tahun, tahayul tiup lilin setiap acara ulang tahun, beri lilin pensiun! bertugas di kue ulang tahun.
Kedelapan, jangan ulangi ritual lama dan usang dari zaman nenek moyang. Sesajen.
Pakai doa dan asap kemenyan.
Disusun rapi makanan dan kembang dijejer di tepi pantai.
Katanya manjur buang sial dan tolak bala.
Pasukan setan melihat itu terkekeh kekeh melihatnya ratusan tahun menipu manusia, sesajen.
Lalu berbagai maksiat berikutnya, langsung diganjar badai, banjir besar, dan tsunami tahun demi tahun beratus ratus ribuan jatuh jadi korban.
Kesembilan, jangan tonton pertandingan tinju dan mix martial arts (MMA) di gelanggang dan layar kaca. Sangat biadab! Sangat biadab!
Kepala dipukul bertalu-talu, bertubi-tubi.
Pusat kecerdasan manusia, otak itu dirusak.
Di negeri kita, 28 anak muda yang bertanding itu mati, di Amerika, 500 petinju dicabut nyawanya.
Angka kematian ini ditutup-tutupi. Kenapa?
Karena demi jutaan dolar dan ratusan milyar rupiah, demi iklan televisi yang masuk ke kantong penyelenggara judi.
Cucu-cucuku, jika di waktu kecil kalian tidak boleh adu ayam dan adu domba,
kini jangan tonton itu pertandingan tinju dan MMA.
Lawan terus kebiadaban sampai akhir zaman.
Kedua-duanya itu kalian bubarkan. Lawan dan bubarkan!
Bubarkan itu kebiadaban, kepala dipukul bertubi-tubi.
Kesepuluh, cintilah Ibunda dan Ayahanda.
Bunda yang mengandung, menyambung nyawa melahirkan kalian.
Bunda dan Ayah yang membesarkan kalian.
Bunda dan Ayah yang menyekolahkan kalian.
Bunda dan Ayah yang selalu mendoakan kalian.
Saudara dan keluarga semua, cintai tanah air Indonesia dan cintailah yang maha mencintai kalian.
Kesebelas, ketika nafas terasa akan segera berakhir di saat dunia rasanya jelas akan ditingalkan.
Beri tahu lidah dan ajaklah tenggorokan mengucapkan perlahan, laa ilaha illallah, laa ilaha illallah, laa ilaha illalah. (afn)
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.