BANDUNGMU.COM – Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengatakan bahwa pada kisah para nabi yang ada dalam Al-Quran, nabi yang paling banyak disebut itu ialah Musa AS, hingga 136 kali, termasuk di dalamnya Bani Israil.
Kisah Nabi Musa AS tersebut menyebar dalam 30 surah Al-Quran. Sementara itu, kisah Nabi Muhammad SAW hanya disebut lima kali—satu kali dengan nama “Ahmad”.
”Setelah saya baca berbagai tafsir, ternyata diperoleh informasi bahwa di samping lebih dekat dari segi kerasulan, Nabi Musa AS juga menghadapi tantang yang sangat berat,” tutur Dadang seperti dikutip dari Youtube TvMu Channel pada Rabu (22/11/2023).
Tantangan pertama, kata Dadang, Nabi Musa AS menghadapi pemimpin yang zalim bernama Firaun. Ia merupakan pemimpin yang takut kekuasaannya runtuh, absolut, dan lalim.
Melalui mimpi Firaun menerima bisikan bahwa kekuasaan di tangannya akan hilang oleh salah seorang anak dari Bani Israil. Oleh karena itu, semua anak laki-laki ketika itu dibunuh oleh Firaun.
Hanya Nabi Musa AS yang selamat. Ia dialirkan atau dihanyutkan ke Sungai Nil oleh ibunya atas ilham dari Allah SWT sehingga ia selamat dan pada akhirnya dipelihara oleh Firaun.
”Firaun digambarkan dalam Al-Quran seperti itu. Ia lalim, keras, dan sangat tidak mau kekuasaan yang ada di genggamannya hilang atau runtuh. Namun, Nabi Musa AS dengan gigih berhasil menghadapi Firaun sehingga dia bisa membawa keluar Bani Israil dari negeri Mesir,” kata Dadang.
Selepas dari itu, Nabi Musa AS menghadapi tantangan kedua, yakni Bani Israil sendiri. Bani Israil, kata Dadang, digambarkan dalam Al-Quran sebagai kaum yang tidak pernah bersyukur kepada Allah SWT.
Begitu keluar dari Mesir, sebelum masuk Palestina, kaum Bani Israil sudah membuat patung berhala sapi dari logam. Mereka melupakan Allah SWT yang telah menyelamatkan mereka sebelumnya. Ditambah juga dengan pembangkangan-pembangkangan yang lain kepada Nabi Musa AS.
”Bani Israil merupakan kaum yang bebal dan tidak pernah mau bersyukur. Bahkan dalam surah Al-Quran yang lain mereka digambarkan sebagai golongan yang kejam, dengki, dan tidak pernah memperhitungkan orang lain. Apalagi disebutkan dalam Taurat bahwa agama Yahudi itu hanya untuk mereka sehingga muncul superioritas dari diri mereka dan orang lain itu rendah,” ungkap Dadang.
Melihat tantangan berat dari kaumnya ini, akhirnya Nabi Musa AS pun mengeluh kepada Allah SWT agar dipisahkan dari mereka (QS Al-Maidah [5]: 25). Mendengar itu, Allah SWT pun merespons Nabi Musa AS dengan Firman-Nya untuk jangan lagi iba kepada mereka (QS Al-Maidah [5]: 26).
”Jadi, Bani Israil itu sesungguhnya kaum yang pengecut dan penakut kalau melihat gambaran dalam Al-Quran. Namun, karena sekarang ini mereka disponsori oleh negara adidaya dan punya peralatan canggih, mereka jadi berani,” tandas Dadang.***(FA)