Fatayat NU Jawa Barat Diseminasikan Skill Mediasi Untuk Mengatasi Konflik Keagamaan di Jawa Barat

banner 468x60

BANDUNGMU.COM, Bandung — Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Barat, dalam kerja sama dengan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), sukses menyelenggarakan diseminasi Skill Mediasi untuk Mengatasi Konflik Keagamaan di Jawa Barat.

Kegiatan ini merupakan inti dari Diskusi Pengenalan Islam Damai dalam Forum Kajian Keagamaan. Acara ini diselenggarakan di Aula PWNU Jawa Barat, Jalan Terusan Galunggung Nomor 9, Kota Bandung, pada Selasa (14/11/2023).

Kegiatan ini dihadiri 60 orang peserta yang di antaranya perwakilan Fatayat NU dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat, lembaga lintas iman, NGO, serta rekan-rekan media, dengan total jumlah lembaga terundang sebanyak 27 lembaga.

Fasilitator yang berkontribusi dalam forum ini adalah Neng Hannah yang merupakan dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Hanipah Apriliani dari Fatayat NU Jabar, dan Yeni Ernita Kusuma Wardani dari SEKODI Bandung.

Ketiganya merupakan mediator terlatih yang telah mengikuti Fellowship Lokalatih Mediasi Konflik Keagamaan oleh PUSAD Paramadina.

“Kami percaya bahwa dengan memetakan secara bersama konflik keagamaan yang terjadi kita bisa lebih mudah mencarikan upaya penyelesaiannya. Selain dari itu, kami juga yakin bahwa pendidikan dan mediasi adalah kunci dalam menangani konflik keagamaan,” tutur Hannah.

“Dengan pemetaan konflik yang dilakukan melalui FGD dan simulasi mediasi, kami berharap dapat mengidentifikasi konflik keagamaan,” lanjut Hannah.

“Kemudian mendorong penggunaan cara penyelesaian konflik dengan pendekatan kepentingan (memutuskan bersama berdasarkan kepentingan dan kebutuhan setiap pihak) melalui jalan mediasi sebagai langkah efektif dalam penyelesaian konflik di Jawa Barat,” tandas Hannah.

Menurut data Setara Institute tahun 2019, Jawa Barat memiliki banyak kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berekspresi.

Hal ini menunjukkan pentingnya upaya Fatayat NU dalam mencari solusi yang berkelanjutan melalui pendekatan mediasi.

Pendekatan mediasi yang berbasis kepentingan akan memutuskan bersama berdasarkan kepentingan dan kebutuhan setiap pihak sehingga semuanya bisa menang.

Berbeda dengan pendekatan penyelesaian konflik dengan berbasis kekuatan juga pendekatan yang berbasis Hak.

Kedua pendekatan ini bisa menjadikan para pihak yang berkonflik ada dalam posisi yang kalah-menang dan juga benar-salah sehingga permasalahan semakin pelik.

Bahkan bisa jadi melahirkan kebijakan diskriminatif yang tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi berpotensi merugikan kelompok minoritas dan merusak kerukunan nasional.

Fatayat NU Jawa Barat terus berkomitmen menjadi subjek perdamaian dengan memperkuat kapasitas anggota juga mitra yang berkolaborasi.

Hal ini penting dilakukan dalam upaya penyelesaian konflik dan mengadvokasi kebijakan yang lebih inklusif dan menghormati keberagaman agama serta budaya di Indonesia.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author