BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Pada era revolusi 4.0 seperti saat ini, penggunaan teknologi menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari keseharian banyak orang. Begitu pula di bidang pendidikan.
Teknologi memungkinkan setiap orang memperoleh pengetahuan yang berlimpah ruah dengan cepat.
Menurut Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non-Formal (PNF), Didik Suhardi, perkembangan teknologi yang begitu massif juga membuat pendidikan Muhammadiyah harus ikut bertransformasi ke era digital.
Didik menjelaskan bahwa ada 4 pendidikan karakter yang tidak boleh luput dalam pendidikan Muhammadiyah. Di antaranya performance character, relational character, moral character, dan spiritual character.
“Dengan tantangan yang begitu banyak teknologi artificial intelligence dan sebagainya, kita tidak boleh lupa bahwasanya kita ini di Muhammadiyah memiliki sebuah nilai-nilai,” ujar Didik seperti dikutip dari muhammadiyah.or.id pada Kamis (07/12/2023).
Kendati demikian, dalam seminar pendidikan memperingati Milad 105 tahun Madrasah Mualimin dan Mualimat Muhammadiyah Yogyakarta, ia juga menjelaskan bahwa peran guru disinyalir menjadi penentu dalam transformasi pendidikan Muhammadiyah.
“Kalau gurunya tidak diubah ya tidak melakukan transformasi ya atau kita dalam bahasa sekarang namanya tidak growth mindset gitu ya itu berat,” ungkapnya.
Lima strategi transformasi
Dalam presentasinya, Didik memaparkan bahwa ada lima sistem yang pengembangan yang bisa ditempuh Muhammadiyah untuk mewujudkan pendidikan yang unggul.
Pertama, teaching and learning. Penerapannya adalah dengan mewujudkan karakter utama ISMUBA yang berkemajuan, menerapkan pendidikan holistik integratif, dan menghasilkan lulusan yang berkemajuan.
“Oleh karena itu, penting sekali posisi guru itu, kalau gurunya hanya menguasai materi tertentu, apa kemudian mengelola kelas dengan cara yang otoriter, anak-anaknya tentu akan menimbulkan suasana yang anak-anak tidak produktif,” tuturnya.
Kedua, governance. Mengimplementasikan tata kelola modern yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan pendidikan yang inklusif, dan menguatkan kompetensi leadership dan manajerial.
“Yang paling urgen adalah school principal, school teachers, ya kemudian juga management and the school, nah tiga hal itu saya kira,” tambahnya.
Ketiga, collaboration. Meningkatkan jaringan kolaborasi antar lembaga pendidikan internal, eksternal, dan juga internasional.
Keempat, resources. Mengembangkan inovasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) serta meningkatkan daya tampung dan kualitas sarana/prasarana pendidikan.
Kelima, service oriented. Mengembangkan dan memperluas digitalisasi layanan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu.***