CIREBONMU, SURAKARTA – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerbitkan buku dengan judul ‘Simpul Romantika Ikatan; Teks, Interpretasi, dan Kontekstualisasi’.
Ketua Umum IMM Shabran, Anas Asy’ari Nashuha mengungkapkan buku ini merupakan sebuah gerakan yang digagas oleh IMM Shabran untuk menjaga budaya literasi, dengan harapan dapat menjadi inspirasi untuk seluruh kader dan mengingatkan romantisme sejarah IMM Shabran itu sendiri, setidaknya setiap tahun menerbitkan satu buku.
IMM Shabran yang sering digaungkan sebagai pencetak kader-kader dengan semangat militansi yang tinggi terutama dalam menghidupkan budaya literasi. Niscaya tradisi menulis yang sudah sejak lama harus terus dirawat oleh lintas generasi. Kali ini IMM Pondok Shabran menghadirkan sepercik api dalan sebuah literasi.
“melihat betapa urgensinya pemahaman kader IMM akan ideologi pergerakannya, maka dalam buku kami mengajak seluruh pembaca untuk merenungi bersama agar melihat IMM dalam konteks sejarah dan IMM dalam konteks sekarang maka bagaimana interpretasi kader-kader terhadap pergolakan intelektual pada setiap fase yang dilaluinya akan terlihat dan tertulis, sehingga terdapat titik temu ditengah keduanya yang mampu menjadi basis pergerakan IMM kedepannya.” tegas Anas.
Menurutnya, pimpinan di IMM itu bukan hanya budak program kerja (proker). IMM juga sebagai gerakan keilmuan atau pencetak intelektual seperti apa yang disampaikan Ayahanda Djazman Al-Kindi dalam Buku Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah.
Anas menyampaikan, bahwa dalam menerbitkan buku ini perlu perjalanan panjang. Pada awalnya, dari IMM Shabran memberikan tema dan sub tema, kemudian disebarluaskan untuk kader yang ingin berkontribusi menulis.
“Ketika sudah ada judul, kemudian open tulisan untuk kader IMM Shabran. Setelah masuk, tulisan akan diseleksi dan diterbitkan menjadi buku yang memiliki International Standard Book Number (ISBN),” tambahnya.
Dewan Pakar MPK SDI Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawi, M.Ag sangat mengapresiasi atas penerbitan buku dari IMM Shabran dan menyebutnya termasuk sebagai bentuk jihad akbar.
“Jihad akbar yaitu orang-orang yang berjihad dengan menggunakan jalan Al-Qur’an. Contohnya melalui baca tulis (jihad pena), dan jihad pena adalah jihad intelektual melalui hujjah dan argumentasi sistematis dan karya ilmiah,” ujar Rektor UIN Salatiga itu. (CM)