BANDUNGMU.COM, Surakarta — Sebuah pertanyaan mendasar keluar dari salah satu peserta muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta beberapa waktu lalu, yakni kenapa Islam yang berkemajuan, bukan muslim berkemajuan?
“Persoalannya adalah kalau muslim itu merujuk kepada orangnya, tetapi kalau Islam itu agamanya. Maka kalau kita menggunakan muslim berkemajuan, itu berarti hanya untuk orang-orang muslim, tapi tidak menyangkut pada Islam yang berkemajuan untuk apa, untuk siapa. Karena subjek dari risalah ini bukan warga Muhammadiyah, bukan muslim saja,” tutur Ketua PP Muhammadiyah Syafi Mughni.
Guru Besar Fakultas Adab UIN Sunan Ampel Surabaya ini menjelaskan bahwa Islam yang berkemajuan subjeknya adalah masyarakat dunia secara keseluruhan.
Risalah Islam berkemajuan merupakan aktualisasi atau langkah konkret dari konsep kerahmatan Islam bagi seluruh alam atau Islam rahmatan lil alamin. “Ini yang menjadi audience dari visi risalah Islam berkemajuan,” ucapnya.
Selain itu, Syafiq juga menjawab pertanyaan tentang istilah apa arti Islam berkemajuan dalam bahasa Inggris. Menurutnya yang paling pas dan cocok adalah progressive Islam.
“Msekipun belum ada terjemahan dalam bahasa Inggrisnya, tetapi menurut saya yang paling cocok adalah progressive Islam,” ucapnya.
Terkait dengan istilah progressive Islam telah digunakan oleh kelompok lain, Syafiq mengatakan bahwa yang terpenting adalah Muhammadiyah memiliki tafsiran tersendiri tentang progressive Islam atau Islam berkemajuan sebagaimana yang digunakan di Muhammadiyah.
“Bukan seperti apa yang dipahami oleh yang lain-lain,” ungkapnya.
Menurutnya, diksi progressive Islam ini akan lebih mudah dipahami oleh komunitas lain yang memakai bahasa Inggris. Hal itu diharapkan risalah Islam berkemajuan mudah diterima di kalangan internasional, dengan bahasa yang sudah lekat–tidak asing bagi mereka.***
____
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA