Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Kisah Pak AR Ketika Jadi Imam Salat Tarawih di Tebuireng

    Nov 26 202221 Dilihat

    BANDUNGMU.COM – Seluruh warga Muhammadiyah pasti kenal, minimal pernah mendengar, nama Abdul Rozak Fakhruddin atau dikenal dengan panggilan Pak AR. Beliau adalah Ketua Umum Muhammadiyah dari 1971-1990.

    Tokoh berwibawa, ketua umum Muhammadiyah terlama, dan kharismatik ini punya gaya dakwah yang santai, jenaka, dan membuat semua orang merasa dihargai kalau berbicara dengan beliau.

    Tentu ulama Muhammadiyah yang satu ini punya banyak pengalaman dan cerita unik yang bisa kita ketahui. Minimal kita bisa tersenyum-senyum lucu membacanya.

    Seperti kisah Pak AR berikut (walaupun kisah ini perlu dicek lagi lebih detail mengenai kebenarannya) yang Bandungmu.com kutip dari laman Alif.id.

    Dikisah suatu hari di bulan Ramadan Gus Dur mengundang Pak AR ke Tebuireng, Jombang. Tiba waktu tarawih, Gus Dur menyilakan Pak AR memimpin ribuan jemaah tarawih yang jelas saja NU.

    Sebelum mulai tarawih, Pak AR bertanya pada jemaah, ”Ini mau tarawihnya cara NU yang 23 atau Muhammadiyah yang 11 rakaat?”

    ”NU……” kompak jemaah menyahut begitu dengan rasa hereoik pada ke-NU-annya di hadapan tokoh besar Muhammadiyah tersebut.

    Pak AR mengiyakan saja. Lalu dimulailah salat tarawih.

    Cara ngimami Pak AR pelan, halus, dan kalem sehingga baru usai delapan rakaat saja, durasinya sudah melampaui salat tarawih ala NU biasanya.

    Pak AR berkata pada jamaah sebelum lanjut takbir berikutnya, ”Ini mau lanjut 23 rakaat ala NU beneran?”

    Kompak para jamaah menyahut, ”Ala Muhammadiyah saja…..”

    Pak AR pun menyetujui, diiringi tawa gelak semua orang. Tuntas tarawih dan witir, Gus Dur berkata kepada para jamaah, di hadapan Pak AR.

    ”Baru kali ini ada sejarahnya warga NU di kandang NU dimuhammadiyahkan secara massal oleh seorang Muhammadiyah saja….” Semua orang terkekeh, termasuk Pak AR.

    Pak AR lahir di Jogja 14 Februari 1914. Wafat di Solo 17 Maret 1995. Ia menjadi ketua umum menggantikan Kiai Faqih Usman dan digantikan oleh Kiai Azhar Basyir. Ketiganya dekat dengan para tokoh NU, termasuk Gus Dur.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top