BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan supaya mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) yang KKN mempraktikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dalam realitas masyarakat.
Pesan tersebut disampaikan Haedar dalam agenda Pelepasan Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu (26/07/2023).
AIK yang berisi nilai-nilai universal juga dapat dipraktikkan dalam KKN Internasional, seperti di Malaysia dan Arab Saudi.
“Nilai-nilai keislaman itu dapat dipraktekkan dalam ber-KKN di mana pun, baik di bumi negeri tercinta di tanah air, dalam bentuk KKN reguler, maupun dalam bentuk KKN internasional di Malaysia khususnya, dan tiga kota ternama di Saudi Arabia di Jeddah, Riyadh, dan Makkah,” ungkap Haedar seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Kesempatan KKN yang diberikan oleh PTMA kepada mahasiswanya sekaligus sebagai aktualisasi diri dan menyampaikan tradisi Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam.
Pada sisi lain, KKN juga dapat dijadikan sebagai arena untuk mahasiswa dalam mengenal masyarakat.
“Sering kaum akademisi, mereka yang cerdik, pandai, karena ilmunya kemudian menjadi komunitas yang inklusif, manusia yang terasing dari lingkungannya. Bahkan menjadi egoistic karena merasa pandai, merasa punya ilmu, merasa memiliki keahlian di tengah-tengah masyarakat yang mungkin dianggapnya bodoh dan tertinggal,” imbuhnya.
Sementara itu, bagi mahasiswa Muhammadiyah yang KKN internasional, Guru Besar Sosiologi ini berpesan untuk memahami budaya baru, cara pandang baru yang berdasar pada realitas kehidupan.
Di luar negeri, mahasiswa Muhammadiyah tidak boleh merasa kecil diri, sekaligus juga tidak boleh sombong.
“KKN harus dijadikan alat, sarana, untuk pembudayaan diri di tengah realitas kehidupan masyarakat dan bangsa-bangsa yang heterogen. Di situlah KKN bukan hanya sekedar kegiatan rutin apalagi sekedar untuk berwisata secara akademik,” tuturnya.
Haedar menutup amanatnya dengan harapan bahwa mahasiswa Muhammadiyah bukan hanya sekedar cerdas, berilmu, dan berkeahlian.
Namun, berpijak juga di atas nilai-nilai luhur Islam, berkeadaban utama, serta menjadi insan yang terbaik – berguna bagi manusia yang lainnya.***