Muriamu.id, Kudus – Bencana banjir yang melanda sebagian Kota Kudus hingga Selasa (03/01) ini belum juga surut. Warga terdampak, baik yang berada di pengungsian maupun di tempat tinggal masing-masing masih memerlukan bantuan.
Selain bantuan yang terus berdatangan, ada juga warga masyarakat yang datang ke lokasi hanya untuk menyaksikan musibah banjir yang menimpa saudaranya. Hal ini misalnya terjadi di lokasi bencana banjir desa Setrokalangan. Selain melihat dari kejauhan di tepi jalan raya, ada juga warga yang masuk ke dalam ke area pemukiman terdampak hanya untuk menonton, seolah banjir adalah sebuah obyek wisata. Sebagian diantaranya mengambil dokumentasi bahkan berpose _selfie_ di lokasi bencana.
Menyikapi fenomena tersebut, Ananda Yoga Saputra, Sekretaris Posyan Penanganan Darurat Banjir MDMC Kudus memberikan pendapat. Menurutnya, warga yang datang untuk “berwisata” di lokasi bencana banjir justru berdampak negatif bagi penanganan yang sedang dilakukan.
“Warga terdampak yang rumahnya tidak kebanjiran (air tidak masuk ke rumah, red) justru jadinya kebanjiran. Akibat gelombang yang ditimbulkan kendaraan yang lalu lalang, air yang tadinya hanya di jalan justru masuk rumah.” jelasnya.
Ananda Yoga menegaskan bahwa lokasi bencana bukanlah obyek wisata, sehingga tidak perlu didatangi hanya untuk melihat, apalagi ber-selfie ria. Selain menimbulkan kemacetan dan mengganggu maobilitas warga dan relawan, perilaku wisatawan dadakan ini juga mengganggu kenyamanan warga setempat.
“Warga terdampak merasa terganggu, sehingga ada yang berinisiatif menutup jalan.” tambahnya.
Ananda berharap masyarakat yang ingin membantu bisa berkoordinasi dan disampaikan melalui relawan atau pos pelayanan yang tersebar di berbagai titik sehingga tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diharapkan.
Kontributor: Z
Redaktur: Sam
Related
sumber berita ini dari muriamu.id
No comments yet.