Tuesday, September 17, 2024
25 C
Gresik

MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di Lombok Untuk Tingkatkan Ketangguhan Masyarakat Hadapi Bencana

BANDUNGMU.COM, Lombok – MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui program Siap Siaga melaksanakan program “Karang Tangguh” di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah, Provinsi NTB, pada Kamis (29/08/2024).

Program Siap Siaga merupakan kerja sama antara Australia dan Indonesia yang bertujuan memperkuat ketangguhan masyarakat terhadap bencana di Indonesia dan wilayah Indo-Pasifik.

Salah satu kegiatan dalam program Karang Tangguh adalah simulasi bencana atau geladi lapang yang digelar di Desa Adat Sade Rembitan, Kabupaten Lombok Tengah, pada 27 Agustus 2024. Simulasi ini difokuskan pada penanganan bencana gempa bumi, mengingat Pulau Lombok pernah mengalami gempa besar pada tahun 2018 dan potensi gempa megathrust yang menjadi ancaman, seperti yang disampaikan oleh BMKG baru-baru ini.

Simulasi gempa ini bertujuan untuk menguji kapasitas dan kesiapan masyarakat di desa tersebut dalam menghadapi bencana. Selain di Desa Adat Sade Rembitan, simulasi serupa juga akan dilaksanakan di empat desa lainnya, yaitu Desa Pemenang Timur (7-8 September 2024), Desa Kopang Rembiga (11-12 September 2024), Desa Dangiang (17-18 September 2024), dan Desa Medana (23-24 September 2024).

Menurut Priyo A Sancoyo, Program Manager Karang Tangguh, tujuan utama dari program ini adalah untuk membangun semangat gotong royong masyarakat dalam upaya mengurangi risiko bencana. Program ini juga mempersiapkan masyarakat dan pemerintah desa agar lebih tangguh, mandiri, berkelanjutan, dan inklusif dalam menghadapi bencana.

“Harapannya, setelah masyarakat di Desa Adat Sade Rembitan memahami cara mitigasi bencana di desanya, akan terwujud Desa Wisata Tangguh Bencana (Dewitana),” ujar Priyo.

Simulasi di Desa Rembitan ini dihadiri oleh Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, BPBD Provinsi NTB, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, FPRB Kabupaten Lombok Tengah, serta unsur Forkopimcam Kecamatan Pujut. Masyarakat setempat dan wisatawan yang mengunjungi Desa Rembitan, yang merupakan destinasi wisata populer, juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Simulasi ini sangat penting mengingat gempa bumi merupakan bencana alam yang sulit diprediksi dengan tepat. “Rangkaian akhir dari pendampingan program Karang Tangguh di Desa Rembitan ini adalah simulasi geladi lapang rencana kontingensi gempa.

Sebelumnya, masyarakat telah melakukan kajian risiko, perencanaan evakuasi, peringatan dini, serta menyusun rencana penanggulangan bencana desa secara partisipatif selama kurang lebih 11 bulan,” tutup Priyo.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Hot this week

Topics

spot_img

Related Articles