Menentukan Pilihan Produksi Pangan Bagi Manusia juga Harus Berwawasan Lingkungan

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Masalah ketahanan pangan memiliki kaitan erat dengan perubahan iklim, menurut Prof. Susamto Somowiyarjo, Anggota Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah hal itu disebabkan karena dalam pengadaannya boros energi.

Dalam acara Tadarus Lingkungan MLH PP Muhammadiyah pada, Selasa (13/4), Prof. Susamto mencontohkan seperti adanya ‘pemaksaan’ produksi padi untuk IP400 atau dalam setahun melakukan panen 4 kali.

“Akibatnya kita harus memberi masukan yang luar biasa dalam hal energi, jadi pertanian sekarang ini menggunakan energi yang luar biasa,” tuturnya.

Program IP 400 dicapai dengan memberikan intervensi pupuk yang berjumlah banyak, dan pupuk yang digunakan juga kimia agar targetan program terealisasi. Guru Besar Patologi Tanaman UGM ini mengilustrasikan, bahwa 1 kg Nitrogen itu setara dengan 1,9 liter bensin.

Lebih jauh, Prof. Susamto menjelaskan bahwa di Indonesia persoalan pertanian dalam kaitannya dengan perubahan iklim dimulai sejak dalam pemilihan benih atau on farm sampai dengan penyimpanan hasil bertani atau out farm.

Di Bulan Ramadan, ia mengajak kepada umat muslim, dan masyarakat Indonesia secara luas untuk berhijrah menggunakan bahan-bahan makanan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Sebab, masalah perubahan iklim ini milik bersama dan perbaikan bisa dimulai dari diri sendiri dalam menentukan pangan yang akan dikonsumsi.

Sementara itu, Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM 2014-2015, Surono dalam paparannya mengajak kepada seluruh umat manusia agar dermawan kepada alam. Berlaku dermawan kepada alam menurutnya manusia tidak akan merugi, sebab semua yang dimiliki oleh manusia berasal dari alam.

“Kita selalu diberi oleh alam dan alam tidak pernah meminta kembali. Oleh karena itu kita harus memberi suatu imbalan kepada alam yaitu dengan cara mengelola dengan kehati-hatian,” sambungnya.

 Senada dengan Prof. Susamto, Surono juga menyebut bahwa persoalan perubahan iklim ini tidak bisa diselesaikan secara sepihak. Oleh karena itu ia mengajak kepada semua, tidak terkecuali untuk mengurangi perilaku-perilaku yang menyebabkan krisis iklim.

“Mari kita mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi risiko bencana,” tandasnya.

klik sumber berita ini

Author

Vinkmag ad

Read Previous

Muhammadiyah Jangan seperti HP Nokia – PWMU.CO

Read Next

Wali Kota tekankan Pos Bloc Medan wadah bagi UMKM lokal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular