bandungmu • Jun 20 2023 • 51 Dilihat
BANDUNGMU.COM, Bandung — Pengajian Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kembali digelar pada Jumat malam (16/06/2023). Mendekati perayaan Idul Adha 1444 Hijriah, Pengajian Umum kali ini mengangkat tema “Transformasi Nilai Ibadah Qurban”.
Salah satu pemateri adalah Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhbib Abdul Wahab.
Menyampaikan materi melalui media daring, Muhbib mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad mewajibkan ibadah kurban bagi dirinya dan menghukumi ibadah kurban sebagai sunnah muakadah bagi umatnya.
“Walaupun ada yang mengatakan ibadah kurban itu wajib karena paralel dengan perintah salat. Setidak-tidaknya itu menurut Imam Abu Hanifah,” kata Muhbib seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Selain itu, Muhbib juga menyampaikan bahwa secara semantik kurban memiliki lima istilah yang saling berkaitan.
Istilah pertama yaitu kurban itu sendiri yang merupakan istilah paling awal digunakan dalam konteks sejarah berkurban.
Istilah ini digunakan oleh Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 27 yakni terkait dengan perintah kepada putra Nabi Ibrahim untuk berkurban sesuai dengan yang dimiliki.
Istilah yang kedua adha atau udhiyah yang berarti binatang penyembelihan.
“Ada juga yang mengatakan bahwa proses penyembelihan hewan kurban itu dilakukan di waktu dhuha sampai selesai. Maka adha-dhuha juga memiliki makna muatan waktu,” tuturnya.
Sementara itu, istilah yang ketiga adalah dzibh atau dzabih. Karena jika merujuk ke dalam QS Ash-Shaffat ayat 107, kedua kata itu bermakna sembelihan atau yang disembelih.
Istilah keempat yang berkaitan dengan kurban adalah nahr yang dimaknai lebih pada proses pemotongan hewannya. “Sehingga hari penyembelihan itu sering juga disebut dengan ayyamun nahr,” ungkapnya.
Kelima atau yang terakhir adalah tasyriq yang memiliki arti asal adalah menjemur atau mendendeng daging.
Istilah kelima ini menjadi indikasi sekaligus anjuran supaya daging kurban tidak dikonsumsi habis dalam waktu sehari atau pas hari H.
“Dengan adanya hari tasyriq itu dimaksudkan agar kita berpikir strategis dan jangka panjang, bagaimana dahulu itu belum ada mesin pendingin dan juga belum ada cara mengolah olahan daging yang awet-tahan lama,” katanya.
“Maka dalam konteks berkurban berkemajuan di Indonesia sebagaimana yang telah dipelopori oleh Lazismu, memasak atau mengolah daging itu menjadi Rendangmu,” sambung Muhbib.
Dari kelima istilah yang saling berkaitan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurban merupakan menyembelih hewan kurban setelah salat Idul Adha, dan pada hari tasyriq 11, 12 dan 13 Zulhijah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan kepada sesama.
Dengan demikian hewan yang disembelih sebelum dilaksanakannya salat Idul Adha, tidak bisa disebut sebagai hewan kurban.
Cara mendekatkan diri kepada Allah ialah dengan bertakbir, sedangkan mendekatkan diri ke sesama adalah dengan gotong royong pada proses penyembelihan sampai pembagian.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.