Merasakan Denyut Gerakan Muhammadiyah di Daerah (1)

banner 468x60

Oleh: Ace Somantri

BANDUNGMU.COM — Sejak diamanahi sebagai pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah Jawa Barat, saya pertama kali melakukan kunjungan ke cabang Muhammadiyah Kota Garut yang diadakan di Masjid Djamhari, tempat kelahiran Muhammadiyah di Jawa Barat.

Meskipun acara tersebut diadakan setelah waktu Subuh, antusiasme pengajian terlihat tinggi. Hal ini menarik, karena pada umumnya masyarakat kembali tidur setelah Subuh, terutama selama Ramadhan.

Namun, di PCM Garut Kota, suasananya berbeda. Salah satu ketua ranting Muhammadiyah di cabang tersebut bahkan adalah seorang dosen niversitas ternama di Bandung, yaitu Dr Buchori, dosen FISIP Unpad.

Saya berharap kegiatan pengajian di cabang Muhammadiyah Kabupaten Garut dapat menghasilkan gagasan yang meningkatkan produktivitas amal yang bermanfaat, baik dalam bentuk materi maupun nonmateri.

Selanjutnya, saya mengunjungi dan bersilaturahmi ke daerah Muhammadiyah Kota Sukabumi dalam rangka pelatihan mubalig Muhammadiyah.

Saat itu, peserta pelatihan tidak begitu banyak karena jumlah peserta terbatas. Bagi saya itu bukan masalah karena yang penting adalah dapat bersilaturahmi dengan para aktivis gerakan Muhammadiyah di Kota Sukabumi.

Mereka optimis dan penuh semangat untuk menjadi pembicara Muhammadiyah yang membawa kebaikan, mencerahkan umat, dan berupaya mencegah kemungkaran dengan cara dan metode yang tepat, sesuai dengan skala prioritas dakwah Muhammadiyah.

Ketika itu, saya melihat ibu-ibu Aisyiyah yang usianya sudah lanjut tetap semangat. Saya berharap saat bertemu lagi bisa mendapatkan data yang akurat mengenai perkembangan dakwah yang dilakukan oleh mubalig Muhammadiyah Kota Sukabumi.

Selanjutnya, saya bersilaturahmi ke Muhammadiyah Kabupaten Karawang saat Idul Fitri 1444 Hijriyah. Saat tiba di Masjid Al-Ghamar, saya terkejut melihat deretan kendaraan yang memanjang di pinggir jalan dan banyak jamaah yang akan melaksanakan salat Idul Fitri.

Padahal, di Karawang, sebagian besar masyarakat cenderung dekat dengan Paham Nahdlatul Ulama (NU) atau setidaknya lebih taat pada aturan pemerintah terkait hari raya.

Namun, selain itu, dalam penyelenggaraan kegiatan ibadah tahunan tersebut, aktivis angkatan muda Muhammadiyah yang menggerakkannya, bahkan ketua takmir masjidnya adalah generasi muda. Saya berharap kegiatan tersebut tidak hanya ramai pada saat hari raya, tetapi ramai dan produktif pada hari-hari biasa.

Tidak lama setelah itu, saya bersilaturahmi ke Muhammadiyah Kabupaten Bekasi. Saat tiba di sana, saya kagum melihat deretan karangan bunga ucapan selamat musyawarah daerah Muhammadiyah yang sangat banyak. Pemandangan seperti itu jarang dijumpai di tingkat daerah, bahkan jika ada, jumlahnya hanya sedikit.

Ketika masuk ruangan, saya bertemu dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Wakil Dekan FEB Uhamka, dan tidak lama kemudian bertemu dengan Rektor IBM Bekasi.

Ternyata mereka adalah aktivis Muhammadiyah di Kabupaten Bekasi. Pikiran saya langsung terbayang bahwa Muhammadiyah Kabupaten Bekasi memiliki banyak kader hebat dan gerakannya pasti juga hebat.

Bahkan, saya juga bertemu dengan teman aktivis di kampus yang merupakan kepala sekolah di Muhammadiyah dan seorang aktivis cabang Muhammadiyah di daerah Cibarusah.

Di antara kegiatan musyawarah oleh aktivis Muhammadiyah, mereka mengajak saya makan seafood sambil membicarakan gerakan dakwah Muhammadiyah di ranting Grand Wisata Bekasi yang dianggap cukup unik dan khas.

Apa pasal? Ternyata anggotanya berasal dari kelompok masyarakat menengah ke atas karena lokasinya berada di perumahan real estate. Mereka menyewa ruko sebagai tempat pergerakan dan di tempat tersebut disediakan kopi siap seduh 24 jam. Luar biasa.

Saya berharap usaha Muhammadiyah di sana dapat berdiri dan menjadi produktif dalam melayani umat.

Pada awal Juni, di pimpinan daerah Muhammadiyah Kabupaten Bandung, ada serah terima jabatan dan pengukuhan. Saya hadir karena sebagai mantan pimpinan daerah sekaligus diwakili pimpinan wilayah Jawa Barat untuk membacakan Surat Keputusan (SK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang baru untuk periode 2022-2027.

Pada acara tersebut, KH Buya Anwar Abbas memberikan tausiah. Beliau menceritakan pengalaman pribadinya saat sedang sakit dan dirawat. Pada kesempatan itu beliau diharuskan bertobat oleh sahabatnya.

Alhamdulillah, acara pengukuhan tersebut berjalan lancar dan sukses. Bahkan, Bupati Bandung Dadang Supriatna hadir memberikan sambutan meskipun hanya sebentar.

Dengan komposisi pimpinan daerah Muhammadiyah Kabupaten Bandung yang didominasi oleh generasi muda, saya berharap dapat meningkatkan kinerja gerakan persyarikatan dengan lebih kreatif, inovatif, dan akseleratif. Tugas besar Muhammadiyah Kabupaten Bandung adalah segera memiliki kantor sekretariat dan gedung dakwah yang representatif.

Kembali bersilaturahmi ke keluarga besar Muhammadiyah Karawang, saya mewakili pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Barat untuk menghadiri dan membuka acara musyawarah daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Acara tersebut diselenggarakan di SMK TI Mutu yang terletak di Kecamatan Kota Baru, sekitar Cikampek, wilayah Karawang Timur. Saat pembukaan, penampilan grup musik orkestra milik SMK TI Mutu Karawang menyuguhkan lagu-lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Aisyiyah.

Aransemen lagu yang ditampilkan memukau para pengunjung pada acara pembukaan resmi. Hal menarik yang perlu disampaikan bahwa SMK TI Mutu Kabupaten Karawang adalah salah satu SMK Muhammadiyah terbaik kedua di Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Pak Dede, kepala sekolahnya.

Hal itu wajar karena jumlah pendaftar setiap tahunnya rata-rata mencapai 1.000 orang, bahkan pernah mencapai lebih dari 1.200 orang. Sementara itu, Dinas Pendidikan memberikan kuota 700 orang per tahun.

Ini sungguh luar biasa. Semoga prestasi ini menular ke sekolah-sekolah lain untuk memotivasi Muhammadiyah dalam usaha yang unggul dan berkembang.

Selang satu hari, pada Senin siang, saya pergi untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Sukabumi. Saya mengunjungi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sukabumi, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cipetir, dan Pimpinan Ranting Cipetir Tengah.

Perjalanan dari Bandung cukup santai, tetapi jarak tempuhnya agak lama. Bahkan, sekretaris PDM Kabupaten Sukabumi tampak khawatir dengan kedatangan saya karena seharusnya saya sudah tiba di lokasi silaturahmi pada jam yang ditentukan. Namun, ternyata saya masih dalam perjalanan.

Alhamdulillah, akhirnya saya sampai tepat waktu. Saya duduk beberapa menit sebentar, kemudian melanjutkan untuk mengisi tablig akbar.

Ada hal menarik di sana, ternyata kampung Cipetir merupakan basis Muhammadiyah. Konon kabarnya, hampir 80 persen penduduknya menganut paham Muhammadiyah. Hal itu dimulai dari satu keluarga dan berkembang turun-temurun hingga sudah lima generasi.

Semoga kehadiran Muhammadiyah di Cipetir, Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, dapat memberikan pencerahan dan pemberdayaan kepada masyarakat dan umat.

Terima kasih atas apresiasi dari Muhammadiyah Kabupaten Sukabumi. Kami menerima beberapa sikat pisang ambon varietas unggul yang dapat dinikmati oleh banyak orang.

Doa kami menyertai agar kampung Muhammadiyah Cipetir mampu membuat program khusus ranting atau cabang unggulan di wilayah dakwah Kabupaten Sukabumi. Amin.***



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author