Muhammadiyah • May 12 2022 • 29 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID BANDUNG— Peluang dan tantangan dalam industri dan pariwisata halal di Indonesia luar biasa. Melihat atensi yang besar dari umat muslim akan pariwisata halal, maka perlu Muhammadiyah perlu untuk mengkonsolidasikannya.
Melihat peluang dan tantangan industri dan pariwisata halal, serta potensi masyarakat muslim yang luar biasa, namun menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB), Prof. Herry Suhardianto, umat Islam belum bisa dikonsolidasikan dengan baik.
Oleh karena itu, Prof. Herry berharap melalui Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 yang mengangkat tema “Industri dan Pariwisata Halal: Peluang dan Tantangan” yang diselenggarakan pada, Kamis (12/5) di UMB bisa memberi solusi dan penguatan konsolidasi.
“Melalui seminar ini kita harapkan peran dari pemerintah pusat dapat merumuskan, memberikan guidance kebijakan pengembangan industri maupun pengembangan pariwisata halal,” ucapnya.
Di seminar yang diikuti oleh Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno tersebut, Prof. Herry berharap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dapat direplikasi dan diteruskan oleh pemerintah wilayah dan daerah dalam mengembangkan industri dan pariwisata halal.
“Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kita semua petunjuk dan kekuatan agar dapat merumuskan langkah-langkah terbaik untuk kita kontribusikan bagi masyarakat, umat dan bangsa kita,” harapnya.
Atas nama UMB, Prof. Herry menyampaikan terimakasih dan penghargaan atas kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang menunjuk UMB sebagai tuan rumah seminar pra muktamar ini.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat (PWM Jabar), Suhada dalam sambutannya menyebut bahwa industri dan pariwisata halal menjadi bagian penting dalam agenda Muhammadiyah.
Industri dan pariwisata halal, imbuhnya, masuk menjadi bagian dari pilar ekonomi yang dicanangkan oleh Muhammadiyah. Menurutnya, saat ini pilar sosial-pendidikan, dan kesehatan sudah jelas progresnya, akan tetapi ekonomi sebagai pilar ketiga masih berjalan sambil tertatih-tatih.
“Mudah-mudahan dengan kita mengkaji potensi-potensi ekonomi yang ada di lingkaran kita, di internal kita, paling tidak akan bisa mengurangi kesulitan-kesulitan kita dalam sektor ekonomi,” ungkapnya.
Dilihat dari sudut pandang teori, kata Suhada, ekonomi terdiri dari mata rantai atau faktor industri, distribusi, dan konsumsi. Dari ketiganya, setidaknya sebanyak 30 persen dari faktor tersebut sudah dimiliki oleh Muhammadiyah atau umat Islam, yakni faktor konsumsi. Pekerjaan rumahnya adalah untuk menguatkan faktor industri dan distribusi.
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.