Muhammadiyah • Dec 19 2022 • 21 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Jamak diketahui khalayak umum bahwa bangsa Eropa banyak menerjemahkan buku-buku ilmiah karya ilmuwan Islam. Menurut Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Arab Saudi Nur Fajri Romadhon, penerjemahan ini terjadi terutama setelah tiga peristiwa besar pada abad ke-11, yaitu: Normandia menaklukkan Sisilia pada 1060, Spanyol menaklukkan ulang Toledo tahun 1085, dan Perang Salib I di tahun 1096.
Menurut Nur Fajri, beberapa karya tulis yang diterjemahkan tersebut diklaim sebagai karya orisinil, bukan buku terjemahan. Gerardus Cremonensis menerjemahkan buku Albucasis/Abul-Qasim Az-Zahrawi (w. 1031), Constantinus Africanus (w. 1099) menerjemahkan banyak sekali buku-buku tulisan Ar-Razi/Razes (w. 925), dan Ibnul Jazzar/Algizar (w. 979). Terjemahan-terjemahan di atas terus menjadi buku acuan di banyak universitas di Eropa sampai abad ke-17.
“Orang Eropa malah mendirikan pusat penerjemahan karya-karya ilmuwan Muslim. Sayangnya, sebagian dari buku ini malah justru diklaim sebagai tulisan sendiri oleh sebagian ilmuwan Eropa tersebut, bukan sebagai terjemahan,” tutur Nur Fajri pada Ahad (18/12).
Selain penerjemahan, banyak pula anak muda Eropa yang semangat belajar bahasa Arab lalu kemudian kuliah di wilayah-wilayah Islam. Adelard of Bath (1080-1152) misalnya, seorang perintis banyak ilmu MIPA di Eropa asal Inggris, kuliah di Andalusia dan Suriah; Leonardo Fibonacci (1180-1250) yang selain belajar di Sisilia, juga belajar Matematika ke Suriah dan Aljazair; dan Paus Sylvester II (946-1003) yang merupakan tamatan Andalusia. Bangsa Eropa pun mulai merintis universitas yang serupa dengan sekolah-sekolah di wilayah Islam, contohnya Universitas Bologna tahun 1088 dan Universitas Oxford tahun 1096.
Nur Fajri kemudian mendorong segenap muslim untuk belajar bahasa Arab. mempelajari sedikit atau banyak bahasa Arab adalah sebuah keharusan demi memahami Al-Qur’an, Hadis, dan kitab-kitab para ulama. Ia juga sebuah kebanggaan karena telah menjadi salah satu pilar penting majunya peradaban dunia kini.
“Ini bukan untuk membuat kaum muslimin terlena dengan sejarah silam lalu lalai bekerja dan belajar. Bukan pula untuk menganaktirikan bahasa selain bahasa Arab,” ucap Nur Fajri.
foto : kompas.com
Hits: 0
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...
No comments yet.