Pentingnya Pendidikan Agama dalam Kurikulum Nasional, AGPAII gelar Munas di UM Bandung

banner 468x60

foto : dok. UM Bandung

CIREBONMU.COM, Bandung – Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) sukses menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-2, grand final Olimpiade PAI, dan seminar di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Kampus Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, dari Sabtu-Ahad (09-10/11/2024).

Ketua Umum DPP AGPAII Endang Zenal dalam sambutannya mengungkapkan perjuangan organisasi yang telah berdiri sejak 2007 dalam membantu Kementerian Agama menyebarkan informasi hingga tingkat bawah. ”Saat ini, jumlah guru agama Islam di Indonesia mencapai sekitar 248 ribu, yang terbagi menjadi PNS, P3K, dan honorer, baik di sekolah negeri maupun swasta. Namun, yang telah menyelesaikan PPG belum mencapai setengahnya,” jelas Endang.

Lebih lanjut, Endang menegaskan pentingnya mempertahankan pendidikan agama dalam kurikulum nasional. ”Kami mengajak semua pihak untuk memastikan pendidikan agama tetap ada dalam kurikulum, baik dalam undang-undang maupun pasal-pasal lainnya,” tegasnya.

Baca Juga : Dengan Usaha dan Kreativitas, Mahasiswa FAI UM Bandung Bisa Ukir Takdir Masa Depan yang Lebih Cerah

Ia juga menyampaikan tiga tujuan utama revitalisasi pendidikan agama Islam: keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. ”Pendidikan agama bukan hanya tanggung jawab guru agama, tetapi juga seluruh guru mata pelajaran. Kami berharap dapat bersama-sama membangun akhlak siswa karena tantangan ke depan semakin besar,” tambahnya.

Dalam seminar nasional, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat menekankan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan fondasi yang tak bisa diabaikan dalam sistem pendidikan nasional.

Pentingnya Pendidikan Agama dalam Kurikulum Nasional, AGPAII gelar Munas di UM Bandung CirebonMU
foto : dok. UM Bandung

”PAI harus menjadi sarana fundamental dalam menjamin tegaknya negara kita. Namun, tantangan besar kita adalah pengajaran PAI yang masih cenderung menjelaskan agama Islam tanpa menghadirkan esensinya,” ujarnya. Atip mengajak para pengajar untuk lebih kreatif dalam menghadirkan Islam yang lebih nyata dan bermakna karena dakwah Rasulullah sebagai teladan yang harus diikuti.

Baca Juga : Kuliah di UM Bandung, Bukan Sekadar Menimba Ilmu tapi Berproses Bangun Peradaban

Sementara itu, Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto menegaskan pentingnya revitalisasi pendidikan agama Islam sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045. ”Pendidikan agama harus tetap dipertahankan dan tidak boleh ada pihak yang mendiskreditkannya,” ujarnya. Ia menyoroti perlunya inovasi dalam pengajaran PAI untuk menyesuaikan dengan karakteristik siswa saat ini, serta peran penting guru dalam membentuk karakter bangsa.

Di tempat yang sama, Ketua Pelaksana AGPAII Syaekudin mengungkapkan bahwa Olimpiade PAI kali ini adalah ajang kompetisi nasional ketiga yang diadakan AGPAII. Olimpiade ini diikuti oleh 84 peserta dari berbagai tingkat pendidikan, yang dibagi menjadi dua sesi utama: tes berbasis komputer (CBT) dan presentasi mengenai moderasi beragama. ”Setiap jenjang pendidikan memiliki tantangan berbeda. Peserta SD akan berkisah tentang moderasi beragama, sementara SMP menulis esai, dan SMA/SMK membuat presentasi,” jelas Syaekudin.

Ia berharap olimpiade ini dapat mencetak juara yang kompeten dalam bidang pendidikan agama Islam, sekaligus mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan mereka. Syaekudin juga menyampaikan apresiasi kepada sivitas akademika UM Bandung yang telah menyediakan fasilitas terbaik untuk acara ini. Seminar nasional yang menyertai olimpiade ini juga menghadirkan narasumber seperti Komite III DPD Destita Khairilisani dan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Abu Rokhmad.(CM)

Sumber : Humas UM Bandung

sumber berita ini dari muriamu.id

Author