BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Dalam mengusahakan terciptanya persatuan umat Islam, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Saad Ibrahim mengajak supaya lebih banyak mencari persamaan dibandingkan perbedaan yang dimiliki di tubuh umat Islam.
Persamaan yang paling mendasar menurutnya adalah diikat dalam simpul yang sama dalam ketauhidan atau men-Esakan Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dilanjutkan dengan ikatan satu tujuan yang sama yaitu Al-Quran dan Hadis, serta mempercayai Nabi Muhammad SAW.
Dalam Pengajian Akbar yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Kamis malam (02/03/2023) tersebut, Saad menambahkan bahwa persamaan yang menjadi dasar untuk persatuan adalah memiliki tujuan yang sama, setidaknya tujuan untuk menegakkan kalimat Allah.
Dalam aspek vertikal, persamaan umat Islam untuk persatuan adalah sama-sama menyembah Allah SWT, sedangkan untuk aspek horizontal adalah berkhidmat untuk umat semesta alam.
Berkaca dari berbagai makna yang terkandung di Al-Quran yang turun di Makkah, Saad menjelaskan bahwa konsep umat baru ada ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
“Kalau kita perhatikan ayat-ayat Al-Quran yang turun pada periode Makkah, itu ungkapannya adalah Ya Ayyuhannas, dan hanya ada satu yang menggunakan Ya Ayuhaladzi na’amanuu, itu pun menjelang nabi hijrah. Maknanya, pada masa nabi berada di Makkah itu belum terbentuk umat Islam,” ungkapnya seperti bandungmu,com kutip dari muhammadiyah.or.id.
Saad berargumen, karena ketika masih berada di Makkah umat Islam masih belum memiliki kekuasaan, sebab kekuasaan menjadi salah satu unsur adanya konsep umat. Perpindahan Nabi Muhammad SAW ke Madinah selain menjadi Rasul, Muhammad SAW di sana sekaligus juga menjadi Rais Ad-Daulah.
“Maka di dalam Piagam Madinah nabi menyebut umat-umat, orang Nasrani satu umat, orang Yahudi juga satu umat dan tentu kita (umat Islam) juga menjadi satu umat. Maka inilah umat Islam yang terbentuk yang memenuhi unsur-unsur yang kita sebutkan tadi,” ucapnya.
Merujuk Al-Quran, Saad menjelaskan bahwa konsep persatuan umat terbentuk atas beberapa unsur seperti komunitas, kelekatan satu sama lain, kekuasaan, wilayah, memiliki struktur, kesamaan satu dengan yang lain, terikat dalam satu ideologi yang sama, dan memiliki tujuan yang sama.
Konsep persatuan umat yang memenuhi unsur-unsur yang disebutkan di atas berjalan mulai 622 sampai 1924. Setelahnya, umat Islam terpecah-pecah meski tetap dalam satu simpul ikatan tauhid kepada Allah, merujuk kepada Al-Quran dan Hadis, serta mempercayai Nabi Muhammad SAW.***