LUMAJANG — Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada akhir tahun lalu tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan, namun telah mengganggu perekonomian warga yang tinggal di sekitarnya. Banyak di antara mereka yang harus kehilangan pekerjaan. Kehadiran Muhammadiyah dalam mendampingi warga yang terdampak erupsi tersebut tak hanya sekadar membantu sesaat pasca bencana, namun terus berkelanjutan, termasuk dalam memulihkan perekonomian melalui program-program pemberdayaan.
Muhammadiyah melalui MDMC yang didukung penuh oleh Lazismu khususnya yang berada di Jawa Timur menginisiasi program-program pemberdayaan atau Community Development (Comdev) untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru. Salah satu program yang dijalankan adalah dengan memproduksi batako. Program ini pun bersesuaian dengan program pembangunan Hunian Sementara (Huntara) yang sedang dijalankan oleh MDMC.
M. Rofi’i, MT. selaku Ketua MDMC Jawa Timur saat mengikuti Rapat Koordinasi Huntara di gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada Rabu (02/02) menjelaskan, Muhammadiyah menginginkan agar program penanganan warga yang terdampak atau penyintas erupsi Gunung Semeru tidak hanya terbatas pada bantuan fisik saja, melainkan juga melalui program-program pemberdayaan. Kerja sama antara berbagai elemen persyarikatan seperti Majelis, Lembaga, dan Ortom (MLO) juga akan mendorong berbagai program untuk pendampingan penyintas bencana akan menjadi program yang berkesinambungan dan bukan pertolongan sesaat.
“Muhammadiyah ingin program penanganan warga terdampak atau penyintas erupsi Gunung Semeru tidak hanya membantu secara fisik saja, namun pembangunan manusia melalui program pemberdayaan juga akan dijalankan. Bersama dengan segenap kekuatan sayap dakwah Muhammadiyah, termasuk Majelis, Lembaga, dan Ortom, pendampingan penyintas bencana akan menjadi program yang berkesinambungan dan bukan pertolongan sesaat,” jelas Rofi’i.
Rofi’i menuturkan, saat ini program Comdev yang telah dijalankan di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang adalah Unit Produksi Batako. Usaha pembuatan batako ini modalnya didukung oleh Lazismu. “Unit Produksi Batako ini merupakan unit kerja penyedia batako untuk pembangunan Huntara,” imbuh Rofii.
Unit Produksi Batako ini didirikan oleh MDMC dengan dukungan Tim Penguatan Kapasitas Manajemen dari Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember. Rofi’i menambahkan, “Pelaksananya adalah warga setempat yang telah dilatih untuk membuat batako. Seluruh hasil produksi batako ini akan dibeli oleh Tim Program Pembangunan Huntara MDMC-Lazismu untuk membangun hunian bagi warga penyintas.”
Perbaikan ekonomi diharapkan dapat dicapai dengan adanya program ini. Warga yang kehilangan pekerjaan akan terbantu dengan bekerja membuat batako untuk mendapatkan penghasilannya. “Tim Pembangunan Huntara MDMC-Lazismu juga tidak kesulitan memperoleh batako karena telah tersedia di dekat lahan relokasi Huntara, sehingga memudahkan mendapatkan bahan untuk membangun Huntara,” harapnya.
Terakhir, Rofi’i optimis bahwa program ini akan berhasil melalui semangat OMOR (One Muhammadiyah One Response). “InsyaAllah dengan prinsip One Muhammadiyah One Response (OMOR) maka program Community Development ini nantinya akan digotong bareng-bareng Majelis, Lembaga, dan Ortom yang ada di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim,” pungkasnya. (Tim)