PW Muhammadiyah Jabar Silaturahmi dengan Ridwan Kamil Bahas Musywil

BANDUNGMU.COM, Bandung — Rombongan PW Muhammadiyah Jawa Barat berkunjung dan bersilaturahmi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate pada Senin (06/02/2023).

Pada pertemuan tersebut hadir pula Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Jawa Barat Barnas dan Ketua PWM Jawa Barat beserta beberapa panitia musyawarah wilayah (musywil) ke-21 Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Barat.

Selain silaturahmi, kunjungan tersebut bertujun menyampaikan kepada gubernur rencana musyawarah wilayah menggunakan sistem hybrid, yakni dengan sistem luring dan daring.

Adapun pelaksanaan musywil Muhammadiyah Jawa Barat akan berlangsung pada 16 Februari 2023 dengan agenda pleno satu, yakni berkaitan dengan tanggapan anggota musyawarah yang sudah dibagi sesuai dengan domisili untuk menanggapi laporan kinerja Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat periode 2015-2022.

Kemudian membahas program untuk pimpinan pada periode selanjutnya dan menyampaikan mengenai rekomendasi saat musyawarah yang akan dilaksanakan di Cirebon nanti.

Gunakan e-voting

Pengambilan suara untuk menentukan kepengurusan pimpinan PWM Jabar periode 2022-2027 menggunakan sistem e-voting. E-voting atau electronic voting system adalah suatu produk digitalisasi yang dalam pemanfaatannya menggunakan perangkat elektronik dalam mengolah informasi secara digital untuk membuat surat suara, memberikan suara, mengitung perolehan suara, mengirim hasil perolehan suara, menayangkan perolehan suara, memelihara dan menghasilkan perhitungan suara.

Muhammadiyah sendiri sudah menerapkan sistem e–voting saat pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48, Muktamar Nasyi’atul Aisyiyah ke-14, dan beberapa Musyawarah Wilayah lain.

Ridwan Kamil sangat mengapresiasi dengan akan digunakannya sistem e-voting dalam musyawarah Muhammadiyah Jawa Barat. Kang Emil–sapaan akrabnya–masih tidak percaya akan keberhasilan penggunaan e-voting tersebut.

Kang Emil menyampaikan bahwa negara pun masih belum bisa sampai menggunakan sistem tersebut karena beberapa alasan seperti soal kepercayaan. hal ini tentu berbeda dengan Muhammadiyah yang sudah terbiasa dengan penggunaan teknologi berbasis keilmuan dan sudah terbiasa beradaptasi dengan perubahan zaman yang serba digital.***(AJ)

__

Editor: FA