BANDUNGMU.COM, Arab Saudi — Mega bintang sepakbola dunia asal Portugal Cristiano Ronaldo membuat gebrakan besar dengan keputusannya untuk bergabung bersama tim asal kota Riyadh, Arab Saudi, yang bernama Al-Nassr.
Sebagai pemilik lima penghargaan individual paling bergengsi di dunia sepakbola, Ballon d’or, keputusan mantan pemain Juventus, Real Madrid, dan Mancheter United ini tentu membangkitkan gairah sepakbola di kawasan Asia, khususnya Arab Saudi.
Menurut Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi, Muhammad Hamka, kedatangan Ronaldo juga menjadi salah satu daya tarik tambahan bagi wisatawan umrah untuk melihat pertandingan Al-Nassr atau membeli jersey Al-Nassr.
“Efek positif Ronaldo banyak. Stadion-stadion penuh setiap Ronaldo main. Bahkan tidak hanya di Arab Saudi, warga umrah dari berbagai negara juga membeli jersey resmi Al-Nassr,” ungkap Hamka seperti bandungmu.com kutip dari muhammadiyah.or.id.
Hamka juga membenarkan bahwa Ronaldo menjadi warga di kawasan Al-Muhammadiyah, yakni sebuah kawasan elite yang diharapkan kelak dapat menjadi salah satu tempat beraktivitas PCIM Arab Saudi.
“Al-Muhammadiyah itu kawasan elit, tentu akan banyak halangan untuk bisa masuk ke sana, tapi tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke sana. Bisa saja nanti ada info Muhammadiyah masuk ke sana,” ujarnya.
Strategi PCIM Arab Saudi
Terkait aktivitas PCIM Arab Saudi, menurut Hamka, berpusat di Kota Madinah. Apalagi PCIM Arab Saudi memiliki Markaz Dakwah di kota tempat hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
“Aktivitas PCIM memang terpusat di Madinah karena banyak warganya di Madinah. Namun, (PCIM) juga melebarkan sayapnya ke Riyadh, Jeddah, seperti program sembako di Jeddah dan tahun ini di Riyadh. Tahun ini akan ada Musycab di Thaif. Jadi, kita terus membersamai teman-teman dari wilayah-wilayah lain,” terangnya.
Meski masyarakat Arab Saudi belum sepenuhnya mengetahui gerakan Muhammadiyah, PCIM Arab Saudi berkomitmen untuk menjaga pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam kunjungannya baru-baru ini.
“Pesan dari Ayahanda, khusus karena di Saudi ini sistemnya kerajaan, maka di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya PCIM itu memang istimewa, tidak bisa disamakan antara yang lainnya, sehingga kita harus taat pada peraturan setempat sesuai dengan apa yang bisa kita lakukan. Contohnya, tidak bisa masang logo di markas atau terang-terangan mengatakan Muhammadiyah ada di sini karena ormas apa pun di Arab Saudi adalah terlarang meskipun di bawah kedutaan,” kata Hamka.
“Alhamdulillah kemarin (PCIM dan Haedar Nashir) silaturahim dengan salah satu imam Masjidilharam dan beliau (imam) sangat simpati sekali dengan apa yang ada di Persyarikatan,” pungkasnya.***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA
No comments yet.