BANDUNGMU.COM, Bandung — Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan jika setiap rumah sakit di lingkungan Muhammadiyah membawa tanggung jawab berat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai islami.
Oleh karena itu, UAH berpesan agar RS Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) beserta klinik yang dimiliki Persyarikatan memiliki pembeda yang jelas antara rumah sakit Islam dan rumah sakit umum.
“Jadi, ini bukan sekadar rumah sakit, tapi membawa nama Muhammadiyah yang melekat di dalam namanya. Maka harus ada yang membedakan dan memberi nilai tambah sehingga tidak sekadar berupa bangunan fisik, tapi membawa nilai-nilai Kemuhammadiyahan yang harus tampil di dalamnya,” pesan UAH.
Dalam agenda tasyakur keluarnya Surat Izin Operasional (SIO) Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan (RSMBS), Kamis (06/07/2023), UAH menjelaskan bahwa dalam tradisi Islam, manusia terdiri dari tiga unsur, yakni fisik, akal, dan jiwa.
Maka dari itu, penyakit yang ada dialami oleh manusia juga terkait pada tiga unsur tersebut. Ada penyakit fisik, penyakit akal, dan penyakit jiwa.
Secara umum, Al-Quran mengklasifikasi penyakit dalam dua jenis, yakni penyakit yang bersumber dari fisik (daa’un) dan penyakit yang bersumber dari hati (maradhun).
Sementara itu, dalam tradisi Islam, tempat penyembuhan berbagai penyakit tersebut dikenal sebagai mustasyfa. Mustasyfa mengintegrasikan pengobatan yang holistik pada unsur-unsur tersebut.
“Maka diharapkan yang diobati bukan hanya fisiknya, tapi juga stresnya hilang, hatinya tenang,” kata UAH seperti bandungmu.com kutip dari laman resmi Muhammadiyah.
“Maka harusnya kalau mustasyfa (rumah sakit Islam), bukan penyakit fisiknya saja yang selesai. Tapi bagaimana caranya pasien keluar rumah sakit, stressnya juga hilang, hatinya juga tenang. Jadi bukan penyakitnya divonis sembuh secara medis tapi stressnya masih ada dan hatinya masih gelisah,” imbuhnya.
Dari penjelasan tersebut, Adi Hidayat berharap seluruh RSMA dan klinik pengobatan Muhammadiyah mampu memberi nilai lebih yang membedakan dengan rumah sakit atau balai pengobatan yang tidak berlatar belakang Islami.
Meski berat, tanggungjawab ini menurutnya wajib dilaksanakan. Lebih-lebih, RSMA tidak hanya membawa Islam, tapi juga membawa nama besar yang lebih spesifik, yakni Muhammadiyah.
“Jadi begitu keluar dari Rumah Sakit Islam Muhammadiyah, diharapkan sehat fisiknya, ceria wajahnya, tenang hatinya, gembira keadaannya. Itulah mustasyfa, rumah sakit Islam. Dan yang lebih besar lagi bukan sekadar rumah sakit Islam, tapi rumah sakit Muhammadiyah,” tegasnya.***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA