Santri SPEAM Berkostum ala Pendiri Muhammadiyah dan NU | PWMU.CO

Santri SPEAM Berkostum ala Pendiri Muhammadiyah dan NU; Liputan Dadang Prabowo, kontributor PWMU.CO Kota Pasuruan.

PWMU.CO – Dua Santri SPEAM (Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah): Deni Indrayana dan Muhammad Alzam Ramadhan, memakai kostum  dua ulama besar Indonesia di upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional yang diadakan di SPEAM Sport Stadium  pada Kamis (10/11/22).

Alzam memakai kostum KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, sedangkan Yayan sapaan akrab Deni Indrayana memakai kostum KH Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri NU (Nahdlatul Ulama). 

Kedua santri tersebut tampak senang karena bisa memakai kostum kedua pahlawan bangsa yang berpengaruh itu. Keduanya mengenakan baju warna putih, sarung, dan surban untuk ikat kepala. Mereka juga memperlihatkan gambar KH Ahmad Dahlan dan KH Muhammad Hasyim Asyari.

Abdul Aziz Pranata, pembina asrama SPEAM, menyampaikan dengan memakai kostum para pahlawan, para santri telah ikut berpartisipasi menjunjung tinggi jasa para pahlawan.  

“Momen upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional adalah momen menumbuhkan nilai-nilai kepahlawan dalam diri santri. Bukan hanya menumbuhkan jiwa kepahlawanan, hal ini (memakai kostum pahlawan) adalah bentuk apresiasi kepada para pahlawan yang telah berjasa,” terangnya. 

Pakai Bahasa Inggris

Selain itu, upacara Hari Pahlawan Nasional ini juga menggunakan aba-aba bahasa Inggris. Mulai dari pimpinan barisan, pemimpin upacara, dan pembawa acara. 

Revi Jihad Fisabililah, pemimpin upacara, menyampaikan bahwa ini (aba-aba Bahasa Inggris) adalah sebagai pembelajaran berbahasa Inggris bagi para santri, terutama yang ditugaskan sebagai petugas upacara. 

“Kalau pas upacara Hari Santri Nasional kemarin, menggunakan aba-aba bahasa Arab, sedangkan kali ini giliran menggunakan aba-aba bahasa Inggris,” jelasnya. 

Baginya, aba-aba dalam bahasa Inggris ini tidak sesulit aba-aba dalam bahasa Arab. Pasalnya intonasinya hampir mirip dengan aba-aba dalam bahasa Indonesia. Hal ini menurutnya berbeda dengan pelafalan aba-aba dalam bahasa Arab, yang sejauh ia ketahui adalah bahasa al-Qur’an dan bahasa kitab. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni