Sayap Patah Garudaku

banner 468x60

Puisi SUHARTOKO


Aku saksikan dengan mata telanjang dan batin

yang kian letih

Betapa tangan-tangan murka penuh angkara

Menyoyakmu

Penuh keserakahan tak berbatas

Perlahan menggerogoti dan mematahkan satu dari dua sayap kekarmu

 

Nyaris bibir ini tak mampu mengeja kata

Apalagi merenda pesan yang menyelinap dan mengendap-ngendap di hati

Nyaris kaki ini tak mampu mengayun langkah

Apalagi mengejar asa yang terbentang di jagat semesta

Nyaris tangan kecil ini tak kuasa merengkuh

Apalagi memelukmu erat-erat

Meski hanya  sekadar mendulang simpati

:untukmu

 

Garudaku,

Patah sayapmu membuat cakrawala

Tak bisa terhinggapi dan terasa lengang

Angkasa raya yang memayungi negeri ini, juga

Nyaris tak mampu menimang kemolekanmu

Hingga melelehkan hujan kepedihan yang teramat memilukan

Tahap demi tahap para pencoleng dan perompak bersatu

Mengerati sendi-sendi kekuatan dan

melunturkan kesaktianmu mengawal negeri

Lewat siasat sistematis yang seolah-olah legal

dan berlindung di balik undang-undang

yang sekali lagi, seolah-olah formal dan sah-sah saja

 

Garudaku,

Aku lihat

Aku rasahakan dengan batin yang letih

Sayapmu tak lagi bisa melesatkan dan membawamu menerobos

Tebalnya dinding keangkuhan dan kepongahan

Tetapi ….

Dengan asa membara yang terpahat di dinding hati anak-anak negeri

Aku yakin

Aku yakin, Garudaku

Mata tajammu mampu menembus gulita negeri ini

Cengkeram cakar dan kokoh paruhmu

Mampu merobek-robek dinding keangkuhan, kepongahan, kesombongan

Dan mengembalikan kejayaan negeri dan bangsa ini

yang kini nyaris diporakporandakan

 

Garudaku,

Di dadaku terpati mati dan berkobar harapan

yang tak pernah padam (*)

*) SUHARTOKO, Ketua Majelis Pustaka, Informasi, Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik; Pegiat literasi di Jaringan Literasi Indonesia (Jalindo).

 

 

 

 

 

 

 

 

Author

Berita Yang lain