back to top
Friday, January 3, 2025
25 C
Gresik

Sejarah ‘Aisyiyah Dapat Menjadi Sumber Pengetahuan Dunia yang Potensial Tentang Kesetaraan Gender

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Kontribusi gerakan perempuan tidak pernah absen di setiap babak sejarah Indonesia. Menurut Kurniawati Hastuti Dewi, Peneliti Pusat Penelitian Politik BRIN di acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah pada (14/4) menyebut bahwa gerakan perempuan sudah ada sejak era kolonial.

Di era itu, tersebut nama Kiai Ahmad Dahlan dan istri, Siti Walidah seorang alim yang memiliki perhatian terhadap kesetaraan pendidikan bagi kaum perempuan. Mereka kemudian pada tahun 1914 mendirikan perkumpulan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno, sebagai cikal bakal ‘Aisyiyah.

“Ada Kiai Ahmad Dahlan dan Siti Walidah yang mengumpulkan para perempuan untuk memperoleh pendidikan waktu itu Sopo Tresno, kemudian menjadi ‘Aisyiyah pada tahun 1917,” tuturnya.

Dalam penelitian yang dilakukannya, Kurniawati menemukan fakta yang luar biasa di mana Kongres Perempuan I yang di mana pada waktu itu di salah pidato menyampaikan tentang hak politik perempuan Indonesia, baik itu hak memilih dan dipilih.

Sejarah kontribusi gerakan perempuan Indonesia dalam peletakan dasar politik tidak hanya berguna bagi Indonesia saja. Dalam pengamatannya, kontribusi gerakan perempuan Indonesia dalam peletakan dasar politik potensial menjadi warisan ingatan dunia dalam kesetaraan gender dari UNESCO.

Dia menyebut, dokumen-dokumen Kongres Perempuan I, II, III, dan IV termasuk surat-surat yang ditulis oleh R.A. Kartini potensial menjadi bagian dari Gender Equality Marker by UNESCO. Dokumen-dokumen tersebut menjadi sumber pengetahuan dunia sampai sekarang.

Menurutnya, sejarah Muhammadiyah – ‘Aisyiyah terkait dengan isu kesetaraan juga tidak kalah menarik dan potensial untuk menjadi warisan pengetahuan dunia.

Oleh karena itu dirinya mendorong penggiat sejarah Gerakan Perempuan Islam di Muhammadiyah – ‘Aisyiyah untuk mentransliterasi dokumen-dokumen sejarah agar dunia juga mengetahui perjuangan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah.

“Para penggiat sejarah perjalanan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah untuk mentranslate buku ‘Aisyiyah, sejarah-sejarahnya masa lalu barangkali itu bisa menjadi sumber pengetahuan dunia yang potensial,” ungkapnya.

klik sumber berita ini

Author

Hot this week

Guru dan Karyawan Muhammadiyah Gresik Awali Semester Genap dengan Pesantren Kilat

girimu.com– Guru dan karyawan di bawah naungan Pimpinan Cabang...

Me-Muhammadiyahkan AUM secara Kaffah

Oleh: M. Islahuddin* Diakui atau tidak, bagi yang saat ini...

Muhammadiyah Jatim Sosialisasikan Kalender Hijriyah Global Tunggal kepada Pengurus dan Ortomnya di Daerah

Girimu.com -- Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim)...

TK Aisyiyah 39 Wringinanom Borong Piala di Gresik Marching Parade 2024

Prestasi Gemilang Drumband Gita Kradisa NadaGIRIMU.COM – TK Aisyiyah...

Topics

Guru dan Karyawan Muhammadiyah Gresik Awali Semester Genap dengan Pesantren Kilat

girimu.com– Guru dan karyawan di bawah naungan Pimpinan Cabang...

Me-Muhammadiyahkan AUM secara Kaffah

Oleh: M. Islahuddin* Diakui atau tidak, bagi yang saat ini...

TK Aisyiyah 39 Wringinanom Borong Piala di Gresik Marching Parade 2024

Prestasi Gemilang Drumband Gita Kradisa NadaGIRIMU.COM – TK Aisyiyah...

Ranting ‘Aisyiyah Kroman Raih Prestasi di Lomba GLHA dan OPL

Semangat Lomba GLHA dan OPL di Kabupaten GresikMajelis Ekonomi...

Motivasi Ketua PDM Pacu Semangat Tim Futsal LSBO PDM Gresik

Girimu.com- Muhammad Thoha Mahsun selaku Ketua Pimpinan Daerah...

Menangis di Masjid Quba, Peserta Umrah Temukan Keajaiban Spiritual, Menakjubkan

Laporan Ria Pusvita Sari, Peserta Umrah Relasi Wisata Girimu.com --...
spot_img

Related Articles