Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Sejarah ‘Aisyiyah Dapat Menjadi Sumber Pengetahuan Dunia yang Potensial Tentang Kesetaraan Gender

    Apr 14 202265 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Kontribusi gerakan perempuan tidak pernah absen di setiap babak sejarah Indonesia. Menurut Kurniawati Hastuti Dewi, Peneliti Pusat Penelitian Politik BRIN di acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah pada (14/4) menyebut bahwa gerakan perempuan sudah ada sejak era kolonial.

    Di era itu, tersebut nama Kiai Ahmad Dahlan dan istri, Siti Walidah seorang alim yang memiliki perhatian terhadap kesetaraan pendidikan bagi kaum perempuan. Mereka kemudian pada tahun 1914 mendirikan perkumpulan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno, sebagai cikal bakal ‘Aisyiyah.

    “Ada Kiai Ahmad Dahlan dan Siti Walidah yang mengumpulkan para perempuan untuk memperoleh pendidikan waktu itu Sopo Tresno, kemudian menjadi ‘Aisyiyah pada tahun 1917,” tuturnya.

    Dalam penelitian yang dilakukannya, Kurniawati menemukan fakta yang luar biasa di mana Kongres Perempuan I yang di mana pada waktu itu di salah pidato menyampaikan tentang hak politik perempuan Indonesia, baik itu hak memilih dan dipilih.

    Sejarah kontribusi gerakan perempuan Indonesia dalam peletakan dasar politik tidak hanya berguna bagi Indonesia saja. Dalam pengamatannya, kontribusi gerakan perempuan Indonesia dalam peletakan dasar politik potensial menjadi warisan ingatan dunia dalam kesetaraan gender dari UNESCO.

    Dia menyebut, dokumen-dokumen Kongres Perempuan I, II, III, dan IV termasuk surat-surat yang ditulis oleh R.A. Kartini potensial menjadi bagian dari Gender Equality Marker by UNESCO. Dokumen-dokumen tersebut menjadi sumber pengetahuan dunia sampai sekarang.

    Menurutnya, sejarah Muhammadiyah – ‘Aisyiyah terkait dengan isu kesetaraan juga tidak kalah menarik dan potensial untuk menjadi warisan pengetahuan dunia.

    Oleh karena itu dirinya mendorong penggiat sejarah Gerakan Perempuan Islam di Muhammadiyah – ‘Aisyiyah untuk mentransliterasi dokumen-dokumen sejarah agar dunia juga mengetahui perjuangan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah.

    “Para penggiat sejarah perjalanan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah untuk mentranslate buku ‘Aisyiyah, sejarah-sejarahnya masa lalu barangkali itu bisa menjadi sumber pengetahuan dunia yang potensial,” ungkapnya.

    klik sumber berita ini

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Muhammadiyah Maksimalkan Wakaf dalam Sek...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais, menekankan pen...

    Muhammadiyah Proyeksikan Kemandirian Eko...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Universitas Muhammadiyah Surakarta menjadi saksi berkumpulnya sekita...

    ‘Aisyiyah Dorong Pengarusutamaan E...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) harus menjadi arus ut...

    Pendidikan Inklusif Muhammadiyah Diapres...

    by Aug 27 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDARI – Evangelis (Ev) Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Kalam Allah...

    Menelusuri Ragam Metode Penentuan Hukum ...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Manhaj Tarjih Muhammadiyah dirancang untuk menjaga relevansi dan ...

    Bukan Gedungnya, Tapi Mentalitas Kolonia...

    by Aug 26 2024

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu (24/08) di acara ROSI, Kom...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top