Sunday, September 15, 2024
31 C
Gresik

Sejarah ‘Aisyiyah Dapat Menjadi Sumber Pengetahuan Dunia yang Potensial Tentang Kesetaraan Gender

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Kontribusi gerakan perempuan tidak pernah absen di setiap babak sejarah Indonesia. Menurut Kurniawati Hastuti Dewi, Peneliti Pusat Penelitian Politik BRIN di acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah pada (14/4) menyebut bahwa gerakan perempuan sudah ada sejak era kolonial.

Di era itu, tersebut nama Kiai Ahmad Dahlan dan istri, Siti Walidah seorang alim yang memiliki perhatian terhadap kesetaraan pendidikan bagi kaum perempuan. Mereka kemudian pada tahun 1914 mendirikan perkumpulan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno, sebagai cikal bakal ‘Aisyiyah.

“Ada Kiai Ahmad Dahlan dan Siti Walidah yang mengumpulkan para perempuan untuk memperoleh pendidikan waktu itu Sopo Tresno, kemudian menjadi ‘Aisyiyah pada tahun 1917,” tuturnya.

Dalam penelitian yang dilakukannya, Kurniawati menemukan fakta yang luar biasa di mana Kongres Perempuan I yang di mana pada waktu itu di salah pidato menyampaikan tentang hak politik perempuan Indonesia, baik itu hak memilih dan dipilih.

Sejarah kontribusi gerakan perempuan Indonesia dalam peletakan dasar politik tidak hanya berguna bagi Indonesia saja. Dalam pengamatannya, kontribusi gerakan perempuan Indonesia dalam peletakan dasar politik potensial menjadi warisan ingatan dunia dalam kesetaraan gender dari UNESCO.

Dia menyebut, dokumen-dokumen Kongres Perempuan I, II, III, dan IV termasuk surat-surat yang ditulis oleh R.A. Kartini potensial menjadi bagian dari Gender Equality Marker by UNESCO. Dokumen-dokumen tersebut menjadi sumber pengetahuan dunia sampai sekarang.

Menurutnya, sejarah Muhammadiyah – ‘Aisyiyah terkait dengan isu kesetaraan juga tidak kalah menarik dan potensial untuk menjadi warisan pengetahuan dunia.

Oleh karena itu dirinya mendorong penggiat sejarah Gerakan Perempuan Islam di Muhammadiyah – ‘Aisyiyah untuk mentransliterasi dokumen-dokumen sejarah agar dunia juga mengetahui perjuangan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah.

“Para penggiat sejarah perjalanan Muhammadiyah – ‘Aisyiyah untuk mentranslate buku ‘Aisyiyah, sejarah-sejarahnya masa lalu barangkali itu bisa menjadi sumber pengetahuan dunia yang potensial,” ungkapnya.

klik sumber berita ini

Author

Hot this week

Serunya Outbound TPA At Taqwa di Malindo

GIRIMU.COM -- Agenda tahunan yang sudah ditunggu oleh para...

IMM DKI Jakarta Kukuhkan Pengurus Baru, Siap Hadapi Transisi Jakarta Sebagai Kota Global

BANDUNGMU.COM, Jakarta — Pengukuhan dan Rapat Kerja Dewan Pimpinan...

Kajian Triwulan NA Benjeng Sambil Bikin Bonggolan

Kajian Triwulan Nasyiatul Aisyiyah (KATRINA) Benjeng makin seru selain...

Catatan malam

Hari gini masih di jalananMenjual sapa dan harapWajah lelah...

Cara PCM Kebomas Makmurkan Kajian, Setting Layanan Plus Plus, Padukan Aspek Rohani-Jasmani

GIRIMU.COM -- Ini cara menarik yang dilakukan oleh panitia...

Topics

Serunya Outbound TPA At Taqwa di Malindo

GIRIMU.COM -- Agenda tahunan yang sudah ditunggu oleh para...

Kajian Triwulan NA Benjeng Sambil Bikin Bonggolan

Kajian Triwulan Nasyiatul Aisyiyah (KATRINA) Benjeng makin seru selain...

Catatan malam

Hari gini masih di jalananMenjual sapa dan harapWajah lelah...

Unisa Bandung Gelar BAPS, Cetak Lulusan Berkepribadian Islami dan Siap Berkontribusi

BANDUNGMU.COM, Bandung — Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)...

PRM Sumengko Gelar Kajian Ahad Pagi Perdana, Rencanakan Pembangunan Masjid

Girimu.com – 15 September 2024 menjadi momen bersejarah bagi...

PDPM Kota Metro Sukses Gelar Pelantikan Akbar PCPM se-Kota Metro Periode 2024-2028

BANDUNGMU.COM, Metro – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota...
spot_img

Related Articles