MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Menghadapi serangan kelompok islamophobia, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fahmi Salim menyebut bahwa tugas semua muslim untuk menjelaskan dan menampilkan Islam yang tidak seperti mereka takutkan.
Di Negara-negara Barat yang sekuler, terjadinya fenomena islamophobia menurutnya itu bukan suatu yang mengagetkan. Akan tetapi islamophobia di Negara dengan penduduk mayoritas Islam lebih mengkhawatirkan.
Melihat dari kacamatanya, Fahmi Salim menyebut bahwa terjadinya islamophobia menjadi arus besar di ruang publik diakibatkan arus informasi serampangan yang ditampilkan oleh media. Banyaknya akun anonim yang memproduksi konten informasi bagi publik yang mendiskreditkan Agama Islam.
“Ada semacam kebencian, narasi-narasi hate space atau ungkapan – ujaran kebencian,” tuturnya pada, Selasa (5/4) di acara Tausiyah Online yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI. Yogyakarta.
Menurutnya, terjadinya fenomena tersebut harus direspon oleh otoritas Agama Islam. Juru dakwah yang dimiliki harus up to date, melek literasi digital, dan senantiasa meningkatkan kualitas keilmuan. Dalam konteks umat Islam Indonesia yang berjumlah mayoritas, kata Fahmi Salim, peran-peran untuk menangkal fenomena islamophobia seharusnya lebih bisa dimaksimalkan. Di mata dunia Islam, prosentase melimpah umat Islam yang dimiliki oleh Indonesia merupakan harapan.
Mengutip beberapa sumber, Fahmi Salim menyebut bahwa fenomena islamophobia ini tidak bisa dilepaskan dari agenda politik besar yang dilakukan oleh Negara-negara yang khawatir kedigdayaannya digeser oleh Islam atau Negara-negara dengan penganut Islam terbesar.
Dia menegaskan, bahwa untuk menghilangkan islamophobia tidak bisa diserahkan ke siapa-siapa. Melainkan islamophobia merupakan tantangan bagi semua umat Islam, dengan menampilkan Islam tengahan sebagai rahmat bagi seluruh alam berlandaskan al Qur’an dan Hadist.
Sikap atau perilaku yang membenci Islam telah disebutkan dalam Al Qur’an, kelompok ini selalu merasa terancam atas kehadiran Islam. Padahal jika mereka mengenal Islam lebih dalam akan menemukan, bahwa hadirnya Agama Islam di dunia adalah untuk memperbaiki. “Dan sifat islahnya itu menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi alam semesta”. Tegasnya.