BANDUNGMU.COM, Banyuwangi — Tim Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Among (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan) berkumpul kembali dalam acara silaturahmi ke tempat ibadah lintas agama.
Ini adalah tempat ibadah yang ke-3 dikunjungi, setelah Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) dan Vihara. Kunjungan ke Gereja Katolik Paroki Kristus Raja, Genteng, Banyuwangi, dilaksanakan pada Jumat (28/07/2023).
Tim Eco Bhinneka dan Among disambut hangat oleh Pastor Gereja Romo Adhi dan Romo Darmanto, Yoseph Sumiyatna selaku tokoh Katolik, dan Orang Muda Katolik, ada Ignas, Adit, dan Santi.
Windarti, Regional Manager Eco Bhinneka Banyuwangi, memperkenalkan Eco Bhinneka kepada Pastor dan Orang Muda Katolik yang belum mengenal Eco Bhinneka.
Bahwasanya Eco Bhinneka adalah sebuah program dari Muhammadiyah dengan isu kerukunan antarumat beragama dan pelestarian lingkungan.
Eco Bhinneka selain bekerja sama dengan lintas agama juga mempunyai sekolah dampingan, yakni SMK Muhammadiyah 8 Siliragung dan desa dampingan, yaitu Desa Glagahagung. “Besok di Balai Desa Glagahagung akan diadakan festival budaya Eco Bhinneka,” tuturnya.
Eco Bhinneka yang berlangsung selama lima tahun ini akan berakhir pada 2025. Untuk itu dibentuk sebuah komunitas yang diberi nama Among (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan). Among terdiri dari pemuda dan perempuan lintas agama dan lintas komunitas.
Harapannya Among dapat meneruskan praktik baik Eco Bhinneka dalam merawat kerukunan dan melestarikan lingkungan.
Selanjutnya Romo Adhi menerangkan, di Gereja Katolik Paroki Kristus Raja, Genteng, Banyuwangi ada dua Romo yaitu Romo Adhi (Kepala Pastor) yang merupakan seorang seniman dan Romo Darmanto yang ahli dalam bidang menulis.
“Dengan adanya Eco Bhinneka, semangat kebersamaan semakin kuat dan dapat memperluas persaudaraan,” ucap pak Yos, sapaan akrab dari pak Yoseph.
Gereja Katolik Paroki Kristus Raja, Genteng, merupakan salah satu dari empat Gereja Katolik yang ada di Banyuwangi. Gereja Katolik Paroki Kristus Raja diresmikan pada 2020 dan merupakan gereja paling unik di Blambangan.
Bangunan gereja ini mendapatkan penghargaan sebagai pemenang arsitektur terbaik bangunan keagamanaan sosial.
Ventilasi udara gereja diatur dengan baik sehingga bisa tetap sejuk, tanpa AC. Gereja Katolik hanya memiliki satu pimpinan yaitu Paus Fransiskus.
“Kami menerapkan prinsip bahwa gereja harus membangun satu paguyuban umat Allah. Umat harus berpartisipasi mewujudkan Gereja yang ramah lingkungan dan berinteraksi dengan baik antarsesama manusia,” tutur Romo Adhi.
Romo Adhi menjelaskan bahwasanya ada program kerja jangka panjang selama 3 (tiga) tahun, di antaranya adalah “Gereja Rumah Kita” yang berarti rumah ini tidak hanya milik umat Katolik.
“Datanglah ke rumah kami. Setiap umat harus mempunyai rasa memiliki tempat ini,” lanjut Romo Adhi.
Romo Adhi berharap kerukunan umat beragama di Banyuwangi terjalin solid melalui budaya dan kearifan lokal. Budaya dan kearifan lokal ini harus dijaga dan jangan sampai bergeser maknanya.
Gereja Katolik Paroki Kristus Raja memiliki program kerja ramah lingkungan yaitu pengolahan pupuk kandang dengan tujuan pemberdayaan umat, peningkatan ekonomi umat, dan pemanfaatan limbah kotoran kambing yang berada di Desa Sugih Waras.
Kunjungan ditutup dengan makan siang bersama dan melihat-lihat arsitetur gereja.***(Maydini/Winda)