Siswa SD Mugeb Bersyukur Jadi Finalis FLS 2022 | PWMU.CO

banner 468x60
Siswa SD Mugeb Anindya Shafa Aryanti (kiri) bersama Asyifa Putri Ghaisani (Berlian School) menjadi finalis (15 besar) bidang surat di Festival Literasi Sekolah (FLS) Jenjang SD/MI 2022, Jumat (4/11/22). (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Siswa SD Mugeb Bersyukur Jadi Finalis FLS 2022; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.

PWMU.CO – Kabar bahagia mengiringi surat pemberitahuan bertanggal 31 Oktober 2022 yang diterima SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik. Salah satu siswanya, Anindya Shafa Aryanti kelas VI Bumi, sukses menjadi finalis (15 besar) bidang surat di ajang Festival Literasi Sekolah (FLS) Jenjang SD/MI 2022.

Karya gadis berusia 11 tahun itu berhasil memikat para juri. Berdasarkan penilaian juri, naskah surat Shafa–panggilan akrabnya–berjudul ‘Bagaikan HP Bertemu Charger’ nangkring di urutan ketujuh dengan skor total 87. Dia sukses bersaing dengan 200 peserta lainnya yang mengikuti lomba gelaran Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik itu.

Dia tak menyangka bisa menjadi finalis karena surat itu baru dia tulis pada hari-H batas pengumpulan karya, sebagaimana pada hari itu juga dia terpilih sebagai delegasi sekolah. Masih jelas di ingatan Shafa bagaimana ia berjuang menulis sendiri lebih dari tiga halaman kertas folio bergaris. Berulang kali dia mengambil jeda untuk mengibaskan dan melemaskan jemarinya yang sudah lelah.

Meski baru pertama kali menulis surat, di luar tugas pelajaran Bahasa Indonesia di kelas, Shafa berhasil mengikuti tahap final dan membawa pulang piagam penghargaan. Di babak final inilah Shafa kembali mengasah keterampilan menulisnya selama dua jam.

Tema surat langsung ditentukan juri on the spot saat hari-H final di Aula Ainul Yaqin Dispendik, Jumat (4/11/22). Dag-dig-dug menyelimuti perasaan Shafa, bahkan sejak sehari sebelumnya. Dia menerka tema apa yang ditentukan panitia. “Aku sempat menduga temanya pendidikan karena yang menyelenggarakan Dinas Pendidikan, eh ternyata benar!” kenangnya usai melewati babak final siang itu.

Bagi perempuan yang gemar membaca novel ini, waktu dua jam untuk menulis surat bertema ‘Pendidikan’ terasa amat cepat. Pada satu jam awal, kata dia, ide-idenya mampu mengalir dalam menceritakan pembelajarannya di sekolah. Gadis bercita-cita menjadi chef itu juga menyampaikan harapannya agar tak ada ujian yang melelahkan. Mengingat, dua hari terakhir dia sedang mengerjakan try in di sekolah.

Shafa mengaku mulai panik ketika panitia mengumumkan waktu pengerjaan tersisa 20 menit. Saat itu dia mulai beranjak menulis di lembar berikutnya. Hal ini lantas membuatnya blank, tak bisa berpikir apapun. Menyadari dirinya mulai panik, Shafa langsung berhenti sejenak dan mengedarkan pandangan ke sekitar untuk menggali inspirasi. Akhirnya, beberapa saat kemudian dia berhasil menyelesaikan surat untuk Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik itu.

Setelah mengumpulkan suratnya, Shafa baru teringat dia belum menuliskan judul. Dari pengalaman ini, dia belajar perlunya fokus dan ketenangan dalam menulis. Shafa ingat pesan sang bunda, Emmy Wulan Prawesti, pagi tadi sebelum berangkat sekolah, “Kalau nulis jangan grogi, kalau grogi jangan lihat juri atau teman!”

Bahkan, siswa yang sudah mendaftar di SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik itu antusias mau ikut lomba menulis lagi. Dia pun mengucap terima kasih kepada sekolah yang telah memberinya kesempatan ikut lomba ini. (*)

sumber berita by [pwmu.co]

Author