Siswi  Spemutu Gresik Mampu Bedakan Keputihan Biasa Dan Bawaan Penyakit

Kabar0 Dilihat
banner 468x60

GIRImu.com-Usia awal produktif bagi perempuan menumpuk banyak pertanyaan, diantaranya terkait Haid dan keputihan.

Hal itu yang juga muncul dalam Gerakan Aisyiyah Sehat dan rumah gizi berbasis Al Maun kolaborasi Majelis Kesehatan PC Aisyiyah Kec Gresik dengan SMP Muhammadiyah 1 Gresik.

Adalah Queenala Inez siswi kelas IX-B SMP Muhammadiyah 1 Gresik yang bertanya saat sesi dialog tentang bagaimana cara membedakan keputihan normal dan yang penyakit.

“Tanya Bu, bagaimana membedakan keputihan normal dengan yang akibat penyakit” tanya Inez singkat.

dr Farida Nur’aini SpPK dari Majelis Kesehatan PCA Gresik yang menjadi pembicara dalam kegiatan pada Senin lalu, (18/12/2022) menjawab dengan detail.

dr Farida menerangkan perbedaan keputihan dengan dengan bawaan penyakit dengan gamblang.

“di lihat dari warna Keputihan yang berwarna kuning, hijau, abu-abu, atau memiliki bau yang tidak biasa dapat menjadi tanda adanya infeksi.” Ujar dr Farida yang juga bekerja di RS Muhammadiyah Gresik.

Ada lagi pertanyaan dari  Najwa Rizka siswi kelas IX-D yang bertanya tentang cara menjaga kesehatan reproduksi.

“bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi” tanya Najwa kepada dr Farida.

dr Farida menjawab pertanyaan dengan detail sehingga siswa yang hadir mudah memahami.

“hindari penggunaan celana dalam yang ketat, bersihkan kelamin terlebih dahulu sebelum mengganti pembalut.” Ujar dr Farida.

dr Farida menambahkan untuk menjaga kesehatan reproduksi bagi wanita agar cuci tangan sampai bersih setelah membuang pembalut serta sebelum mengganti pembalut.

Rutin mengganti celana dalam (CD) untuk menghindari resiko tidak nyaman di sekitar vagina.

dr Farida sapaan akrabnya, menjelaskan insidensi remaja dalam menjaga kesehatan reproduksinya dari kanker rahim, kanker payudara serta penyakit kelamin lainnya 

“Jangan ragu untuk cek kesehatan reproduksi dan melakukan pemeriksaan ke dokter. Pemeriksaan klinis meliputi inspikulo, pap smear, USG bila ada gejala yang melebihi batas. sering ngobrol dengan orang tua perempuan atau ibu guru di sekolah jika mengalami perubahan jangan di remehkan karena akan berakibat fatal diperkirakan angka kejadiannya 100 banding 100.000 pertahun.” Jelasnya

Hadir juga sebagai pemateri Nurfadlilah  dari Majelis Kesehatan PC Aisyiyah Kec Gresik.

Pada sesi kedua, Bu Dilla sapaan akrabnya, menjelaskan ruang lingkup kesehatan reproduksi perempuan dalam Islam. Beliau membuka sesi diskusi dengan menukil QS surat An Rur (24) : 2
اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍۖ وَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
Yang arti nya “Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (melaksanakan) agama (hukum) Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Hendaklah (pelaksanaan) hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin.”

Beliau menegaskan, “bukan hanya seks ilegal saja yang dilarang, tetapi apapun yang menuntut ke arah sana adalah haram. Oleh karena itu saya berpesan kepada remaja putri kelas IX, kalian akan menuju jenjang pendidikan lebih tinggi akan bertemu dengan lawan jenis maka bentengi lah dirimu dengan iman dan taqwa jangan sampai terjerumus dalam Zina.” Tutup Dilla.

Selain kesehatan reproduksi remaja, dalam acara tersebut juga dipaparkan  pencegahan dan penanggulangan stunting dan Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menyasar audiens siswa perempuan kelas IX berjumlah 42 siswa.
(Tik)

Kontributor:  Bening Satria Prawita Diharja

Author