Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Termasuk Sunah Nabi Yang Mulia Adalah Menjaga Aib Orang Lain

    Nov 09 202337 Dilihat

    BANDUNGMU.COM — Kisah Maiz bin Malik adalah salah satu contoh nyata tentang bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga aib orang lain.

    Menurut Fajar Rachmadhani (Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Yogyakarta) dalam Kajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Ahad (05/11/2023),  kisah ini menggambarkan pentingnya menjaga aib orang lain dan memiliki empati.

    Dalam cerita tersebut, Maiz bin Malik datang kepada Rasulullah SAW dan mengaku telah berzina.

    Meskipun Maiz mengungkapkan kesalahannya dengan jujur, Rasulullah SAW tidak langsung menghukumnya.

    Sebaliknya, nabi akhir zaman ini bertanya dengan penuh perhatian tentang rincian perbuatan Maiz.

    Ketika Maiz mengulangi pengakuannya empat kali, Rasulullah SAW menanyakan lebih banyak rincian tentang perbuatan tersebut.

    Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk berhati-hati dalam mengambil tindakan tegas dan hukuman yang serius dan selalu memberikan kesempatan bagi pertobatan.

    Namun, ketika hukuman akhirnya diberikan, yaitu hukuman rajam, Rasulullah SAW juga menunjukkan belas kasih dan kepedulian.

    Ketika Maiz berkeluh-kesah selama hukuman rajam hingga ia meninggal dunia, Rasulullah SAW menyatakan keprihatinannya dan bertanya kepada Abdullah bin Unais, “Tidakkah kamu membiarkannya, kemungkinan dia bertaubat, lalu Allah menerima taubatnya?” (HR Abu Daud).

    Menurut Fajar, kisah ini mengajarkan manusia tentang pentingnya menjaga aib dan perasaan orang lain.

    Rasulullah SAW tidak hanya menjalankan hukum, tetapi memberikan perhatian dan empati kepada individu yang berdosa.

    Ini adalah pengingat bahwa dalam Islam pertobatan selalu merupakan pilihan yang ada.

    “Kita harus memberikan peluang kepada orang lain untuk bertaubat dan mendapatkan pengampunan Allah SWT,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

    Selain itu, Fajar juga menyampaikan kisah lain yang semakin menguatkan tentang bagaimana Rasulullah SAW menjaga aib dan perasaan orang lain.

    Dalam kisah tersebut, seorang perempuan Ghamidiyah datang kepada Rasulullah SAW dan mengaku telah berzina.

    Awalnya, Rasulullah SAW tidak merespons pengakuannya.

    Namun, perempuan tersebut tidak menyerah dan kembali keesokan harinya dengan keyakinan yang kuat dalam pertobatan.

    Baru pada saat itulah Rasulullah SAW menerima pengakuannya.

    Setelah perempuan Ghamidiyah mengakui perbuatannya, Nabi Muhammad SAW pertama-tama memerintahkan agar perempuan tersebut pulang dan menjalani kehamilannya sampai ia melahirkan bayinya.

    Setelah melahirkan, perempuan tersebut kembali kepada Nabi Muhammad SAW dengan membawa bayinya yang baru lahir.

    Nabi Muhammad SAW kemudian memberikan pedoman selanjutnya, yaitu untuk menyusui dan merawat bayinya sampai bayi tersebut disapih.

    Setelah dua tahap tersebut, hukuman rajam kemudian dijalankan. Saat hukuman hendak dijalankan, ada kejadian yang membuat Khalid bin Walid marah.

    Darah dari hukuman tersebut mencemari wajahnya dan dia mengutuk perempuan tersebut. Namun, Nabi Muhammad SAW dengan tegas menegur Khalid dan memintanya untuk bersikap tenang.

    Rasulullah SAW bersabda: “Tenangkanlah dirimu wahai Khalid. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya perempuan itu telah benar-benar bertobat. Sekiranya tobat (seperti) itu dilakukan oleh seorang pelaku dosa besar niscaya dosanya akan diampuni.” Setelah itu Nabi SAW memerintahkan untuk mensalatkan jenazahnya dan menguburkannya.” (HR Muslim).

    “Dua kisah di atas mengajarkan kepada kita pentingnya menjaga aib orang lain, memberikan peluang untuk pertobatan, dan menunjukkan rahmat dan pengampunan, yang merupakan bagian dari sunah Rasulullah SAW dalam berinteraksi dengan sesama,” papar Fajar.

    Fajar kemudian mengingatkan agar jangan menuduh orang lain berzina. Seseorang yang menuduh zina orang lain mesti mengajukan bukti-bukti yang kuat dan secara spesifik cukup berbelit.

    “Karena zina merupakan dosa besar, menyebar berita bohong bahwa orang lain telah berbuat zina juga termasuk dosa besar,” tandas Fajar.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top