Thursday, November 21, 2024
35.6 C
Gresik

UM Bandung Gandeng PWM dan Lazismu Jabar Cetak Ulama Berintegritas dan Intelektual

BANDUNGMU.COM, Bandung – Dalam upaya menjawab tantangan kelangkaan ulama berwawasan Muhammadiyah di Jawa Barat, UM Bandung bersama dengan PWM dan Lazismu Jawa Barat meluncurkan Program Pendidikan Ulama Tarjih dan Ustaz Pesantren Muhammadiyah (PUTM/PUPM).

Program ini bertujuan untuk mencetak ulama dan ustaz yang tidak hanya memiliki pemahaman keagamaan yang mendalam, tetapi mampu berkontribusi aktif di pesantren-pesantren Muhammadiyah.

Mengapa Program PUTM/PUPM Penting? Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jabar sekaligus Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Bandung Cecep Taufikurrohman menjelaskan bahwa program ini hadir untuk mengatasi kelangkaan ustaz pesantren dan ulama kharismatik, terutama di tingkat PDM dan PCM.

“Banyak pesantren Muhammadiyah yang kurang fokus mengarahkan pendidikan pada lahirnya ulama berwawasan Muhammadiyah. Ini yang menjadi perhatian utama kami,” ujar Cecep seperti dikutip dari program GSM Aisyiyah Jabar pada Senin (02/09/2024).

Intelektual dan moral

Menurut Cecep, krisis ulama di Muhammadiyah akan dapat berdampak serius pada kualitas pendidikan dan dakwah Islam di masyarakat. “Krisis ulama akan memicu krisis ustaz dan mubalig, yang berarti pesantren-pesantren kita akan kehilangan figur teladan yang dapat membimbing generasi muda dengan baik,” katanya.

Oleh karena itu, program ini dirancang dengan kurikulum yang komprehensif untuk memastikan para lulusan memiliki kemampuan intelektual dan moral yang kuat. Program PUTM/PUPM menargetkan untuk mencetak ulama dengan dua kualifikasi utama: intelektual dan moral.

Cecep mengutip Imam Thahawi yang menjelaskan bahwa ulama adalah mereka yang memahami syariat Allah, memiliki pemahaman mendalam tentang agama, dan bekerja berdasarkan ilmu mereka dengan panduan dan petunjuk yang benar. “Mereka adalah para ahli fikih yang mempelajari kitab dan sunnah, mengajarkan hukum dan ajaran Islam, serta menjalani hidup dengan rasa takut dan tunduk kepada Allah,” tambahnya.

Program PUTM/PUPM merupakan beasiswa penuh S1 yang mencakup studi di bidang Hukum Keluarga Islam (HKI) serta pelatihan ketarjihan dan kepesantrenan. Selain itu, program ini juga memasukkan elemen kewirausahaan untuk membekali ulama dengan keterampilan praktis dalam mengelola pesantren.

Peserta program akan ditempatkan di asrama pesantren dan menjalani berbagai kegiatan harian seperti kajian kitab kuning, hifzul Al-Quran, pembinaan ketarjihan, dan pengembangan lifeskill. Program ini terbuka bagi lulusan pesantren laki-laki yang memiliki hafalan Al-Quran minimal dua juz, mampu membaca kitab kuning, dan berusia maksimal 20 tahun. Mereka juga harus mendapatkan rekomendasi dari Muhammadiyah.

Fasilitas yang disediakan meliputi asrama, pembinaan intensif, serta beasiswa penuh termasuk SPP dan uang saku. “Kami ingin memastikan para peserta tidak hanya belajar, tetapi juga berkembang dalam lingkungan yang mendukung,” jelas Cecep.

Bukan tugas mudah

Cecep menekankan bahwa mencetak ulama bukanlah tugas yang mudah. “Ini adalah proses panjang yang memerlukan desain dan strategi yang sistematik, sinergi, komitmen, dan keikhlasan total,” tegasnya. Program ini bertujuan untuk melahirkan kader ulama yang siap berkontribusi secara signifikan dalam membina masyarakat dan menjaga moral dan nilai-nilai Islam di tengah tantangan zaman.

Pendaftaran program ini dibuka dari Juni hingga Agustus 2024 dan proses pendidikan akan dilaksanakan di Pesantren Manhajut Thullab, Manisi, Cibiru. Cecep mengajak seluruh santri yang memenuhi kualifikasi untuk bergabung dan berkontribusi dalam program ini. “Mari bersama-sama kita siapkan generasi ulama yang akan memimpin umat dengan ilmu dan akhlak,” ajaknya.

PUTM/PUPM adalah inisiatif strategis untuk memastikan keberlanjutan kualitas dakwah dan pendidikan di Muhammadiyah. Melalui kerja sama yang kuat antara UM Bandung, PWM Jawa Barat, dan Lazismu Jawa Barat, diharapkan program ini mampu melahirkan ulama dan ustaz yang tidak hanya memahami Islam secara mendalam, tetapi juga mampu menginspirasi dan memimpin masyarakat dengan baik.***(FA/FK)



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Hot this week

DSN-MUI Jabar Gelar Workshop Penguatan Literasi Fikih Zakat Untuk Amil Yang Inovatif

BANDUNGMU.COM, Bandung — Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia...

Tingkatkan Keterampilan Dokumentasi dan Bercerita Untuk Advokasi Kebebasan Beragama Ala Lokakarya JISRA

BANDUNGMU.COM, Kenya — Lokakarya dokumentasi dan bercerita program JISRA...

Abdul Mu’ti: Pendidikan Jadi Pilar Penting Untuk Kemakmuran Yang Berkeadilan

BANDUNGMU.COM, Bandung – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandung...

Kisah Hidup dan Kiprah Mochtar Kusumaatmadja Akan Dijadikan Film Dokumenter

BANDUNGMU.COM, Bandung – Teaser film dokumenter “12 Mile: Guiding...

Topics

DSN-MUI Jabar Gelar Workshop Penguatan Literasi Fikih Zakat Untuk Amil Yang Inovatif

BANDUNGMU.COM, Bandung — Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia...

Abdul Mu’ti: Pendidikan Jadi Pilar Penting Untuk Kemakmuran Yang Berkeadilan

BANDUNGMU.COM, Bandung – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandung...

Kisah Hidup dan Kiprah Mochtar Kusumaatmadja Akan Dijadikan Film Dokumenter

BANDUNGMU.COM, Bandung – Teaser film dokumenter “12 Mile: Guiding...

Lembaga Penyiaran Harus Tunjukkan Komitmen pada Pelestarian Lingkungan

BANDUNGMU.COM, Bandung — Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menjadi tuan...

Asep Dayat, Simbol Semangat Bobotoh dan Maung Bandung

BANDUNGMU.COM, Bandung – Mayoritas Bobotoh–sebutan untuk pendukung fanatik Persib...
spot_img

Related Articles