Muhammadiyah • Jul 25 2022 • 53 Dilihat
MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANJARMASIN – Berdasarkan data CrescentRating, MasterCard International pada Juni 2022, jumlah umat muslim di dunia mencapai 2 miliar orang dengan sebaran di 200 negara. Artinya, ¼ dari penduduk bumi adalah umat muslim. Sementara itu, jumlah umat muslim di tanah air saat ini telah mencapai 231,03 juta atau 86,7% dari total penduduk Indonesia.
Melihat hal ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak kaum muslimin, terutama warga Persyarikatan untuk mensyukuri mayoritanisme sekaligus keberadaan Muhammadiyah dengan cara merefleksikan sejarah panjang perjalanan Islam di bumi Nusantara.
Selain itu, dirinya juga mengajak umat muslim untuk menampilkan semangat keagamaan yang berorientasi pada pengejawantahan dinul hadharah atau agama peradaban.
“Ketika kita mensyukuri Muhammadiyah dengan usia 113 tahun Hijriyah atau 109 tahun Miladiyah, letakkan semua ini di dalam satu bangunan sejarah perjalanan panjang umat Islam, bangsa Indonesia untuk ke depan membangun peradaban yang Al Madinah Al Munawarah,” tuturnya.
Dalam lawatannya di Banjarmasin, Sabtu (23/7), Haedar menyebut tasyakur itu adalah kewajiban. Sebab tidak ada yang pernah membayangkan bagaimana negeri Nusantara ini berubah menjadi negeri mayoritas Islam hasil dari kepiawaian dakwah para ulama.
“Bagaimana bisa negeri yang mayoritas Hindu/Buddha berubah menjadi muslim, padahal hari ini kita dakwah untuk satu orang saja tidak mudah. Bahkan bisa jadi dapat satu, lepas satu, karena mungkin pendekatan kita kurang kena, atau cara kita berdakwah malah membuat orang lari, bukan membuat orang datang. Itulah ciri dari keberhasilan Islam menyebarkan nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin dan idealisasi membangun Madinatu Al Munawarah di negeri Indonesia tercinta,” terangnya.
Maka, Haedar mengajak umat muslim terutama warga Muhammadiyah untuk terus melanjutkan perjuangan dakwah ini dengan menunjukkan Islam sebagai agama rahmat (Ad Din Al Rahmah) dan agama peradaban (Ad Din Al Hadharah) sebagai cara mewujudkan rasa syukur kepada Allah Swt.
“Maka biarpun ada keragaman cara Berislam, warga Muhammadiyah, warga NU, ormas-ormas Islam, dan yang tidak berafiliasi itu sejatinya juga muslim yang mereka merasa jadi bagian dari Islam, bahkan meski pilihan politiknya beda. Tapi ingat bahwa mereka adalah muslim. Jangan dibalik karena perbedaan politik maka mereka dianggap bukan bagian dari kita, atau karena Keislamannya kurang dari kita maka kita anggap bukan bagian dari kita. Di situlah pentingnya dakwah dengan prinsip ud’u ila sabili rabbika bil hikmati wal mauidhatil hasanah agar (berkah mayoritas Islam) ini terawat dengan baik,” tegas Haedar. (afn)
sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id
muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
View all postsmuhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah
Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...
Oleh: Sukron Abdilah* BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...
BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...
BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...
CIREBONMU.COM — SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...
BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...
No comments yet.