Friday, September 20, 2024
31 C
Gresik

Pimpinan Perguruan Tinggi Harus Diperhatikan Track Recordnya

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Terungkapnya kasus rasuah jual beli kursi mahasiswa baru di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) beberapa waktu lalu menyentak atensi publik. Kasus itu mengindikasikan bahwa korupsi telah menjalar di semua lini kehidupan di Indonesia.

“Itu adalah kasus langka di dunia. Perguruan Tinggi itu adalah cermin dan simbol kebenaran, simbol kejujuran, simbol ilmu pengetahuan. Jadi ketika ada kasus korupsi, orang-orang terhenyak, sangat kaget sudah sejauh itu korupsi di Indonesia, tidak ada satu lembaga pun yang bebas dari korupsi,” ucap Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad.

“Tadinya kita berharap Perguruan Tinggi adalah gading yang indah, di mana di sana ilmu pengetahuan dijunjung tinggi, budi pekerti, moralitas, kejujuran. Kalau seperti sekarang itu terjadi, itu adalah indikator atau tanda bahwa korupsi di Indonesia sudah merasuk ke berbagai lapisan masyarakat dan tanpa terkecuali, maukah itu pemimpin agama, perguruan tinggi, lembaga-lembaga penjaga moral, termasuk di DPR, penegak hukum sekarang sudah semuanya (korupsi),” imbuhnya.

Dalam Catatan Akhir Pekan TvMu, Ahad (11/9) Dadang berharap kasus korupsi dan manipulasi di perguruan tinggi tidak terjadi lagi. Untuk itu dia menyarankan agar aspek moralitas calon pemimpin perguruan tinggi dititikberatkan di samping dengan aspek profesionalitas.

Lebih lanjut, sosok pemimpin perguruan tinggi jika perlu diutamakan adalah orang yang selesai dengan diri sendiri, yang hidupnya mencerminkan seorang pendidik dan orang berilmu sejati yang hidupnya penuh dengan kebijaksanaan.

“Harus punya kapabilitas, integritas, dan amanah. Untuk itu dicarilah orang-orang yang tidak kemaruk, tidak serakah, tapi hidupnya sederhana, mengabdi. Karena ilmu itu identik dengan kesederhanaan, qanaah, syukur, dengan orang-orang yang selalu menahan diri,” kata Dadang.

“Makanya kalau ada orang yang berilmu tidak bisa menahan nafsunya, artinya melepaskan hasrat-hasrat nafsu duniawi, birahi dan lain-lain, saya kira itu tidak baik untuk dijadikan pemimpin perguruan tinggi. Mungkin track record itu juga harus dilihat. Ditelusuri moralitas dia, harus apik. Supaya perguruan tinggi barokah dan ilmu-ilmu yang berkembang juga mendapatkan barokah dari Allah dan bermanfaat, wa ‘ilmun yuntafa’u bihi,” tegasnya. (afn)

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Author

Hot this week

Sokrates: Guru Sejati adalah Diri Sendiri

Dalam lanskap pendidikan filsafat, gagasan bahwa guru sejati adalah...

Seru Haru Lomba Pildacil SPEM EIGHT

Girimu.com SMP Muhammadiyah 8 Benjeng (SPEM EIGHT) menyelenggarakan Pildacil...

chatmuGPT Cara Belajar Bermuhammadiyah Dengan AI

Girimu.com - Seorang da'i dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah...

Topics

spot_img

Related Articles