Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Generasi Tanpa Buku – bandungmu.com

    Dec 20 202227 Dilihat

    Oleh: Sudarman Supriyadi, Peminat Literasi dan Sosial-kegamaan

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Dari belasan grup whatsapp yang saya ikuti, hanya satu hingga tiga grup saja yang steril dari info hoaks (narasi, teks, video, dan foto). Selebihnya, setiap hari berseliweran hoaks dan narasi-narasi negatif yang memprovokasi di grup whatsapp yang saya ikuti.

    Hal yang membuat saya prihatin, anggota grup whatsapp itu banyak juga yang berkomentar negatif karena terprovokasi. Fenomena menyebarkan informasi negatif dan memprovokasi ini terjadi di berbagai grup whatsaap setiap hari. Orangnya berlatar belakang yang beragam.

    Bahkan hoaks dan informasi provokasi itu banyak yang sudah usang. Maksudnya, ada hoaks 20 tahun yang lalu, masih saja disebarluaskan. Mungkin karena waktu itu media sosial belum seheboh dan semasif saat ini yang kadang-kadang isinya bisa membuat kita emosi.

    Kita lebih banyak nongkrong bersama gadget dibandingkan dengan buku. Kita lebih senang membaca dan mengomentari informasi yang sifatnya pendek, sesaat, selintas, dan tidak jelas pertanggungjawabannya melalui gaddet kita yang datang bak air bah.

    Parahnya lagi, kita sering terbawa arus dengan semua itu. Kita sering terprovokasi dan marah dengan satu informasi pendek. Bahkan persaudaraan menjadi retak gegara perdebatan yang sangat tidak penting di grup-grup whatsapp. Sungguh aneh dan benar-benar aneh.

    Kembali ke persoalan buku. Ya, hari ini tampaknya buku menjadi barang usang dan aneh. Aneh sekali kalau di bus kota, kereta api, di halte bus, di selasar kampus, misalnya, ada orang atau anak muda membaca buku. Aneh sekali.

    Kenapa? Saat ini orang memegang gadget, bukan memegang buku. Buku seakan-akan menjadi barang yang kurang menarik untuk dibaca dan dikaji. Itu minimal terjadi di lingkungan sehari-hari saya beraktivitas.

    Berpikir pendek

    Hari ini kita ada dalam kondisi ketika orang-orang lebih sering berpikir pendek. Mereka tidak mau bersusah payah membuka buku dan mendiskusikannya. Membaca buku seakan-akan digantikan dengan membaca pesan-pesan informasi di grup whatsapp. Buku entah seperti apa nasib dan keberadaannya. Membincangkan buku seakan-akan sesuatu yang tidak elite.

    Akankah kita menjadi generasi tanpa buku? Inilah yang menjadi kekhawatiran yang perlahan memang sudah mulai kelihatan. Membaca dan mengakrabi buku, terkhusus di lingkungan saya pribadi, tidak terjadi. Orang-orang lebih senang membaca informasi dari gadget.

    Memang di gadget pun kita bisa mengunduh atau membaca buku secara online. Lebih praktis dan bisa dilakukan di mana saja tanpa harus membawa berbagai jenis buku fisik. Namun, pertanyaanya, apakah hal itu kita lakukan? Pasalnya kita lebih senang berselancar di media sosial atau saling berkirim foto, video, dan pesan di aplikasi percakapan.

    Sekira 10-15 tahun yang lalu, lingkungan yang saya ikuti dan singgahi, masih terlihat ada beberapa teman yang nongkrong dengan membawa dan membaca buku. Baik di lingkungan sekretariat IMM, kampus, maupun di lokasi yang ada hubungannya dengan mahasiswa.

    Saya sangat termotivasi membeli (meskipun dari tukang loak di kawasan Jln Dewi Sartika Bandung) dan membaca buku karena melihat para senior saya juga rajin membaca buku. Koleksi bukunya sangat banyak. Berjejer di rak dengan tema buku yang beragam.

    Ketika berdiskusi dengan mereka pun, saya kagum karena para senior ini sering mengutip teori atau pendapat dari tokoh filsafat, misalnya, dari buku yang dia baca. Menurut saya, itu keren sekali. Saya kagum. Mereka bisa rajin membaca dan menangkap isi buku yang dibaca.

    Oleh karena itu, orang yang sering membaca buku dengan baik, ketika berpikir, berbicara, dan mengomentari suatu masalah, mereka akan tetap jernih, bernas, dan tenang. Tidak terburu-buru untuk kemudian memberikan komentar yang negatif dan provokatif. Lebih dewasa berpikir.

    Tetap butuh buku

    Seorang senior saya di IMM dahulu pernah berkata kurang lebih seperti ini, “Selama manusia masih butuh kata-kata, selama itu pula manusia masih butuh buku.” Ya, buku masih dibutuhkan. Kita membutuhkan kata-kata dari dari buku untuk mengasah logika berpikir, selain juga dengan buku kita diajak menajamkan analisis guna bisa mengambil keputusan.

    Buku bisa dibaca kapan dan di mana saja. Bentuknya bisa beragam, mulai dari buku fisik hingga buku elektronik (e-book). Bahkan buku berbentuk audio.

    Bergantung pada kita ingin membaca buku yang mana dan jenis apa. Pasalnya hal yang penting yakni kita harus tetap membaca buku agar pengetahuan bertambah, nalar dan logika terasah, kritis, objektif dalam berpikir, dan selalu memberikan solusi saat ada masalah.

    Membaca informasi dari grup whatsapp juga tak kalah penting. Terlebih dari media sosial. Dari kedua platform itu kita banyak mendapat informasi yang bagus kalau dipilih dengan baik—tentu di samping informasi hoaks juga tak kalah banyak bertebaran dan masuk ke ruang privat.

    Ingin menjadi generasi tanpa buku atau tetap mengakrabi buku, bergantung kepada kita. Media atau saluran untuk membaca buku juga hari ini sangat banyak. Bahkan terlalu banyak. Mau membaca buku fisik itu oke. Mau membaca buku di perpustakaan juga oke. Mau membaca buku elektronik itu juga tak kalah oke. Yang tidak oke itu yang tidak membaca buku.

    Jadilah pembaca buku di mana pun dan kapan pun karena kita butuh informasi dari buku. Kita bisa membaca buku dengan beragam bentuk dan cara. Jangan biarkan judul di atas menjadi kenyataan karena menjadi generasi tanpa buku itu kurang asyik dan kurang oke.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top