Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Haedar Nashir Apresiasi Usulan Suara Muhammadiyah Menjadi Warisan Budaya

    Aug 23 202377 Dilihat

    BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Mendapat usulan untuk menyetujui Hari Pers Muhammadiyah dan Suara Muhammadiyah menjadi warisan budaya benda dan tak benda, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir sampaikan untuk menunggu hasil sidang pleno pp Muhammadiyah.

    Namun, dalam pandangan pribadinya Haedar mengapresiasi inisiasi tersebut. Bahkan dia menyarankan untuk menambahkan, selain hari pers juga sebagai hari literasi publik. Dia juga menekankan, bahwa Hari Pers Muhammadiyah bukan saingan Hari Pers Nasional.

    Dalam konteks membangun bangsa, Muhammadiyah menghadirkan media Suara Muhammadiyah berlatar belakang pada rendahnya tradisi membaca di masyarakat Indonesia. Sebab menurutnya, tradisi lisan lebih kuat daripada tradisi tulisan, hal itu bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai negara.

    “SM punya memegang peran penting, membangun tradisi baru — selain sebagai media juga sebagai literasi,” tutur Haedar pada (23/8) di acara seminar memperingati Hari Pers Muhammadiyah di SM Tower and Convention, Kota Yogyakarta.

    Mengungkapkan tentang sejarah munculnya tradisi membaca di Indonesia, Haedar menjelaskan bahwa tradisi itu tidak bisa dilepaskan dari keberadaan lembaga pendidikan-pesantren.

    Namun, lebih cenderung hanya menguasai Bahasa Arab dan bahasa lokal. Namun, untuk penguasaan bahasa Latin hanya dikuasai elite yang mengenyam pendidikan di sekolah Belanda.

    Dalam sejarahnya, penyebaran Majalah Suara Muhammadiyah berterima kasih kepada Organisasi Budi Utomo yang ikut menyebarluaskan Majalah Suara Muhammadiyah ke anggota-anggotanya. Antara Muhammadiyah dengan Budi Utomo memiliki arsiran tebal karena tokoh-tokohnya juga saling kolaborasi. Bahkan Sutomo selain aktif di Budi Utomo juga tokoh Muhammadiyah.

    “Jadi, layak bahwa SM selain sebagai tonggak gerakan pers, namun juga membangun tradisi literasi. SM luar biasa perannya dalam mengenalkan Bahasa Indonesia,” imbuhnya.

    “Jadi, layak SM kita usulkan dan kami instruksikan untuk menyiapkan bahan dan usulan kepada pemerintah untuk menjadikan SM sebagai warisan budaya benda dan non benda. Karena itu tadi membantu mengenalkan Bahasa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda,” ungkap Haedar.

    Dari berbagai peran tersebut, SM menurut Haedar sangat layak menjadi tonggak sejarah kebangkitan nasional. Dia beralasan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah bukan hanya urusan primordial, tapi juga kebangsaan.

    Pada kesempatan ini, Guru Besar Sosiologi ini menekankan tentang obyektifitas pemangku kebijakan dalam melihat sejarah. Sehingga keadilan itu tegak di atas semua golongan.

    Termasuk pengakuan terhadap Suara Muhammadiyah yang saat ini sudah menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

    Menghadapi realitas baru-era digital, Haedar berpesan supaya pers atau media bisa melakukan penyesuaian.

    Termasuk dalam mengawal arah jalan negara, sebab pers bagian dari pilar demokrasi untuk melakukan kritik terhadap pemerintah secara objektif, untuk meluruskan arah bangsa dan negara.

    Di sisi lain, dia menekankan supaya pers atau media jangan sampai hanya menjadi stempel penguasa. Melainkan harus menjadi motor penggerak kemajuan bangsa secara kritis dan objektif.

    Menurutnya, pers dan media juga bertugas membangun tradisi literasi di masyarakat. Salah satunya mencerdaskan ekosistem media sosial, supaya tidak menjadi predator kebudayaan.

    “Harus ada gerakan mencerdaskan ekosistem media sosial kita, dan itu bisa dimulai dari Muhammadiyah,” kata Haedar.

    Melalui tradisi tersebut diharapkan pers dan media harus melatih otak publik untuk berpikir kritis dan objektif. Haedar berharap insan pers dan media meskipun berada di dunia yang tidak populer tetap memiliki usaha perubahan dengan membangun tradisi literasi bangsa Indonesia.***



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top