Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Lima Ciri Masyarakat Islam Berkemajuan, Apa Saja?

    Jun 14 202232 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Keputusan Muktamar ke-37 tahun 1968 menegaskan bahwa salah satu ciri dari Masyarakat Islam yang menjadi tujuan Muhammadiyah adalah “berkemajuan”. Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni mengatakan bahwa ada lima karakteristik utama Islam Berkemajuan, yaitu:

    pertama, berlandaskan tauhid (al-mabni’ ‘ala al-Tauhid). Salah satu misi utama Muhammadiyah adalah menegakkan tauhid yang murni. Muhammadiyah seringkali disebut sebagai gerakan Islam puritan karena keteguhannya dalam mengajak masyarakat untuk senantiasa berpegang pada akidah yang lurus, bersih dari anasir yang merusak seperti keyakinan terhadap tahayul, relativisme agama, dan sekularisme.

    “Dengan Tauhid inilah Muhammadiyah menolak bermacam usaha untuk mencampuradukan agama, untuk merelativisasikan agama, sinkretisme, dan beragam macam yang mengarah pada syirik, khurafat, tahayul,” ujar Syafiq dalam Milad ke-26 Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan pada Selasa (14/06).

    Kedua, bersumber al-Qur’an dan Sunnah (al-ruju’ ila al-Quran wa al-Sunah). Muhammadiyah melarang sikap taklid beribadah tanpa dasar-dasar dan pemahaman yang mendalam. Muhammadiyah juga tidak menolak pendapat dan eksistensi mazhab, tetapi tidak mengikuti mazhab tertentu secara taken for granted. Muhammadiyah menjadikan Al Quran dan Al Sunah sebagai sumber ajaran utama dengan pendekatan yang proposional.

    “Ketika kita berselisih, maka Al Quran dan Al Sunah adalah rujukan kita, dua-duanya menjadi sumber inspirasi, sumber moral, sumber hukum bagi kehidupan kita. Kita tidak memahami kedua sumber ini secara tekstual dan kaku, tapi kontekstual,” tutur Syafiq.

    Ketiga, menghidupkan ijtihad dan tajdid (ihya’ al-ijtihad wa al-tajdid). Dunia yang terus berubah membutuhkan ijtihad tanpa henti dari para ulama. Ijtihad harus lahir dari problem konkret yang bersumber langsung dari aduan masyarakat terkait problem keagamaan mereka. Oleh sebab itu, ijtihad dalam pemahaman Muhammadiyah dapat diposisikan sebagai revisi dari fatwa yang telah ada atau mengeluarkan fatwa yang sebelumnya tidak ada.

    Selain ijtihad, salah satu karakter khas dari Muhammadiyah adalah tajdid. Muhammadiyah memahami tajdid adalah purifikasi dalam bidang ibadah dan akidah, dan dinamisasi dalam persoalan muamalah duniawiyah.

    “Ijtihad bagi Muhammadiyah adalah sesuatu yang utama yang harus dijunjung tinggi. Karenanya, ijtihad harus terus dikembangkan dan dihidupkan dalam persyarikatan Muhammadiyah. Demikian juga dengan tajdid yang secara harfiah berarti pembaharuan,” kata Syafiq.

    Keempat, mengembangkan wasathiyah (tanmiyat al-wasathiyyah). Moderat atau Wasathiyah sebagai sikap dasar keagamaan memiliki pijakan kuat pada ayat Al-Quran tentang ummatan wasatha dalam QS al-Baqarah ayat 143. Ummatan wasatha merupakan citra ideal umat terbaik (khair al-ummah) sebagaimana yang termaktub dalam QS Ali Imran ayat 110. Dalam Islam, wasathiyah pada intinya bermakna sikap tengah di antara dua kubu ekstrem.

    Sebagaimana Yusuf Qardlawi, Syafiq melihat wasathiyah sebagai perilaku yang penuh keseimbangan antara dunia dan akhirat, kebutuhan fisik dan jiwa, keseimbangan akal dan hati, serta berada di posisi tengah antara neo-liberalisme (al-mu’aththilah al-judud) dan neo-literalisme (al-zhahiriyyah al-judud).

    “wasathiyah menentang konservatisme tapi juga menentang liberalisme. Dua-duanya juga ekstrem, yang satu di kanan yang satu di kiri. Maka wasathiyah itu tidak terlalu konservatif dan juga tidak terlalu liberal. Ada patokan di tengah-tengah,” kata Syafiq.

    Kelima, mewujudkan rahmat bagi semesta alam (tahqiq al-rahmah li al-‘alamin). Islam mengajarkan agar berbuat baik (ihsan) terhadap siapa saja, tanpa melihat sekat-sekat keagamaan maupun sekat-sekat primordial. Islam sejak awal telah memproklamirkan diri sebagai agama kasih sayang yang mengajarkan umatnya agar menyebarkan rahmat tidak hanya bagi manusia tetapi juga lingkungan termasuk para hewan.

    “Bagi Muhammadiyah wujud dari rahmat itu tidak hanya untuk umat Islam, tidak hanya untuk manusia, tapi juga untuk seluruh alam. Hewan sekalipun harus mendapatkan rahmat. Begitu pula dengan lingkungan hidup,” tutur Syafiq. 

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top