Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Aisyiyah Dorong Potensi Influencer dan Penulis Untuk Kampanyekan Isu GEDSI

    Sep 06 202336 Dilihat

    BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Pimpinan Pusat Aisyiyah dalam Program Inklusi mengadakan temu influencer dan penulis di SM Tower and Convention Yogyakarta pada Selasa (05/09/2023).

    Acara bertajuk “Aktivasi Influencer dan Penulis: Kampanye GEDSI untuk Peningkatan Awareness Generasi Muda” ini bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda termasuk warganet tentang isu gender, equality, disability, social inclusion (GEDSI).

    Koordinator Program Inklusi Aisyiyah yang juga merupakan Sekretaris Umum PP Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, menyampaikan bahwa para penulis dan influencer yang merupakan generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di masyarakat termasuk untuk mengatasi berbagai problem bangsa.

    “Banyak problem besar yang ada di bangsa kita dan teman-teman punya pengaruh luar biasa sebagai penulis maupun influencer karena bisa influence atau mempengaruhi orang,” ujar Tri.

    Disebut Tri, sebagai agensi atau agen perubahan, seseorang harus mempunyai kesadaran luar biasa terhadap situasi yang ada di sekitarnya dan membawa perubahan di masyarakat. Terlebih saat ini perkembangan digital sangat luar biasa dan semua orang dapat menjadi prosumer.

    “Kalau dulu kita menjadi konsumen saja, tetapi kita sekarang bisa berperan menjadi prosumer, ya produsen ya konsumen. Oleh karena itu, kita merancang pertemuan ini untuk bisa bertemu agensi-agensi yang handal yang bisa membawa perubahan dan mempengaruhi lingkungannya,” tuturnya.

    Peran para penulis dan influencer ini kata Tri diperlukan salah satunya untuk menguatkan pemahaman masyarakat atas isu GEDSI.

    GEDSI merupakan tools analisis kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, non disabilitas dan disabilitas, kelompok yang dieksklusi dan mengeksklusi.

    Semua ini bertujuan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan. “Dengan adanya analisis ini tentu kita dapat membangun masyarakat kita itu, berperilaku adil dan setara,” ujar Tri.

    Sehingga pemenuhan hak dasar bagi semua individu, warga tak terkecuali dengan atribut yang berbeda berdasarkan gender, disabilitas, umur, agama, latar belakang etnis/suku, atau bahkan orientasi seksual.

    Oleh karena itu, Tri mangajak para influencer dan penulis untuk berpikir kritis melihat ketimpangan yang terjadi.

    Lebih lanjut Tri menyampaikan bahwa terwujudan kesetaraan gender sampai inklusi disabilitas sebagai konsep yang berkaitan dan tidak berdiri sendiri. Maka dari itu, intervensi dan strategi yang dilakukan harus terintergrasi untuk mewujudkan inklusi sosial.

    Materi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Isu GEDSI dalam Perspektif Islam yang disampaikan oleh Niki Alma Febriana Fauzi dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

    Dalam kesempatan tersebut Niki menyampaikan bahwa Islam menuntunkan keadilan bagi semua tanpa terkecuali.

    Termasuk terkait isu kesehatan ibu dan anak yang memiliki nilai dasar hifzh al-din atau menjaga agama, hifzh al-nafs atau menjaga jiwa, hifzh al-nasl atau menjaga keturunan, hifzh al-‘aql atau menjaga akal, al-mu’asyarah bi al-ma’ruf, al-jaudah atau quality.

    Niki menyampaikan contoh keberpihakan Islam dalam keadilan bagi semua termasuk bagi kelompok difabel. Salah satunya adalah kisah Abdullah bin Masud yang ditertawakan oleh para sahabat yang melihat kondisi kakiknya yang kecil.

    Merespons hal tersebut Nabi Muhammad SAW menjawab, “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu lebih berat timbangannya daripada Gunung Uhud di mizan nanti.” (HR Ahmad).

    Ucap Rasulullah membungkam tawa mereka. Apa yang disampaikan Rasulullah SAW ini menegaskan bahwasannya yang dilihat oleh Allah SWT nantinya bukanlah fisik, harta, atau kedudukan, melainkan ketakwaan.

    Materi kemudian dilanjutkan oleh Kalis Mardiasih, seorang aktivis perempuan, penulis, dan juga influencer. Kalis mendorong para penulis dan influencer dapat menyuarakan kepeduliannya dengan isu GEDSI dalam berbagai turunan tema yang dekat dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

    Berbagai penelitian terkait isu GEDSI sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti hebat Muhammadiyah yang semuanya itu disebut Kalis dapat menjadi konten-konten yang menjanjikan.

    “Untuk memenangkan algoritma media sosial, sekarang tugasnya para influencer untuk memanaskan mesin media sosial. Nantinya ketika sudah panas, media sosial tersebut akan berlari kencang,” ujar Kalis.***(Suri/FA)



    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top