MUHAMMADIYAH.OR.ID, SRAGEN – Selain sebagai pedoman hidup kaum muslimin, kitab suci Alquran juga berfungsi sebagai syifa’ atau obat penawar dari berbagai penyakit yang ada di dalam dada manusia.
“Alquran disebut sebagai syifa’, obat bagi segala macam (penyakit) yang ada di dalam dada. Karena itu kalau orang itu beriman, kalau dibacakan ayat-ayat Allah mereka bertambah-tambah imannya. Hati kita menjadi tenang dan tenteram,” terang Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.
Dalam Pengajian Ahad Pagi di Masaran, Sragen (14/8), Mu’ti lalu menjelaskan bahwa salah satu bentuk obat itu adalah adanya berbagai nasihat yang terkandung di dalam Alquran sebagaimana dijelaskan oleh ayat ke-57 Surat Yunus yang artinya,
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu mauidhah (pelajaran) (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”
“Artinya kita ini menjadi sehat secara ruhaniyah kalau kita ini senantiasa dekat dan membaca Alquran,” terang Mu’ti.
“Kalau kita dekat dengan Alquran, hati kita menjadi tenang. Hidup kita senantiasa dibimbing. Tapi yang lebih penting, Quran itu mauidhah. Maka kita diingatkan kalau berduka jangan lupa diri. Begitu pula kalau bahagia,” imbuhnya.
Agar Alquran menjadi obat, Mu’ti lantas mengutip penjelasan dari Yusuf Ali bahwa Alquran itu harus dibaca sesuai hukum tajwid, tartil, dan memahami tafsirnya. Memahami tafsir bisa dilakukan dengan dua cara yakni bil ma’tsur maupun bil ra’yi. Bil ma’tsur yakni tafsir yang berangkat dari periwayatan ayat dan hadis. Sedangkan bil ra’yi adalah dengan disiplin ilmu seperti sejarah, fisika, biologi, dan lain sebagainya.
“Quran bisa jadi pentujuk kalau kita mengerti isinya. Maka kita juga harus baca tafsir Alquran,” tutup Mu’ti. (afn)
No comments yet.