Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Al Quran Bisa Jadi Obat dari Kegelisahan dan Penyakit Hati

    Aug 16 202235 Dilihat

    MUHAMMADIYAH.OR.ID, SRAGEN – Selain sebagai pedoman hidup kaum muslimin, kitab suci Alquran juga berfungsi sebagai syifa’ atau obat penawar dari berbagai penyakit yang ada di dalam dada manusia.

    “Alquran disebut sebagai syifa’, obat bagi segala macam (penyakit) yang ada di dalam dada. Karena itu kalau orang itu beriman, kalau dibacakan ayat-ayat Allah mereka bertambah-tambah imannya. Hati kita menjadi tenang dan tenteram,” terang Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

    Dalam Pengajian Ahad Pagi di Masaran, Sragen (14/8), Mu’ti lalu menjelaskan bahwa salah satu bentuk obat itu adalah adanya berbagai nasihat yang terkandung di dalam Alquran sebagaimana dijelaskan oleh ayat ke-57 Surat Yunus yang artinya,

    “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu mauidhah (pelajaran) (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”

    “Artinya kita ini menjadi sehat secara ruhaniyah kalau kita ini senantiasa dekat dan membaca Alquran,” terang Mu’ti.

    “Kalau kita dekat dengan Alquran, hati kita menjadi tenang. Hidup kita senantiasa dibimbing. Tapi yang lebih penting, Quran itu mauidhah. Maka kita diingatkan kalau berduka jangan lupa diri. Begitu pula kalau bahagia,” imbuhnya.

    Agar Alquran menjadi obat, Mu’ti lantas mengutip penjelasan dari Yusuf Ali bahwa Alquran itu harus dibaca sesuai hukum tajwid, tartil, dan memahami tafsirnya. Memahami tafsir bisa dilakukan dengan dua cara yakni bil ma’tsur maupun bil ra’yi. Bil ma’tsur yakni tafsir yang berangkat dari periwayatan ayat dan hadis. Sedangkan bil ra’yi adalah dengan disiplin ilmu seperti sejarah, fisika, biologi, dan lain sebagainya.

    “Quran bisa jadi pentujuk kalau kita mengerti isinya. Maka kita juga harus baca tafsir Alquran,” tutup Mu’ti. (afn)

    sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

    Author

    Share to

    Written by

    muhammadiyah.or.id adalah website resmi persyarikatan Muhammadiyah. Dan dikelolah oleh PP Muhammadiyah

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top