BANDUNGMU.COM, Bandung — Bagi masyarakat Bandung wilayah timur tidak asing dengan kecamatan yang satu ini. Ya, inilah Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Mengutip Wikipedia, Kecamatan Cimenyan terbentuk sebagai dampak dari perluasan Kota Bandung pada 1987. Semula Cimenyan merupakan bagian dari Kecamatan Cicadas di bawah administrasi Kabupaten Bandung.
Kecamatan Cicadas kemudian dibagi dua. Sebagian masuk Kota Bandung, sedangkan desa-desa yang tersisa di Kabupaten Bandung berganti nama menjadi Kecamatan Cimenyan.
Cimenyan terletak di utara Kota Bandung. Jaraknya hanya sekitar 5 kilometer dari pusat kota, sedangkan dari ibu kota Kabupaten Bandung, Soreang, jaraknya sekira 30 kilometer.
Uniknya adalah Cimenyan bersama dengan Cilengkrang merupakan kecamatan paling utara di Kabupaten Bandung.
Secara geografis Kecamatan Cimenyan terpisah dari wilayah Kabupaten Bandung lainnya oleh wilayah Kota Bandung.
Untuk wilayahnya sendiri, Kecamatan Cimenyan terbentang dari Taman Hutan Raya Ir H Djuanda (sebelah barat) sampai ke Oray Tapa (sebelah timur).
Topografi
Kontur tanah Kecamatan Cimenyan berbukit-bukit yang masih merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bandung utara.
Di sebelah utara terdapat Patahan .Lembang dan lembah sungai Cikapundung yang menjadi batas alam dengan Kabupaten Bandung Barat. Objek wisata terkenal seperti Bukit Moko dan Tebing Keraton berada di kecamatan ini.
Kecamatan Cimenyan membawahi sembilan desa/kelurahan, yaitu Cibeunying, Ciburial, Cikadut, Cimenyan, Mandalamekar, Mekarmanik, Mekarsaluyu, Padasuka, dan Sindanglaya.
Pohon menyan
Mengutip cimenyan.desa.id, nama Cimenyan tidak terlepas dari salah satu pohon yang bernama menyan yang memang ada di kawasan ini.
Konon sebelum Desa Cimenyan terbentuk menjadi desa, di wilayah ini (Desa Cimenyan) dahulu kala merupakan hutan belantara.
Di kawasan ini banyak terdapat pohon besar termasuk pohon menyan yang sekarang menjadi nama Desa/Kecamatan Cimenyan.
Cimenyan diambil nama pohon tua besar yang sampai saat ini pohon tersebut masih berdiri tegak kokoh. Pohon menyan yang saat ini berada di Kampung Cimenyan Kolot ini adalah ikon Cimenyan.
Filosofi dari pohon menyan itu sendiri adalah mempunyai aroma harum nan menyengat juga akarnya yang merambat keluar.
Berdasarkan filosofi tersebut, Anggadireja sebagai kepala desa pertama waktu dan salah satu pemberi nama Desa Cimenyan mengambil nama desa dari sebuah pohon menyan besar yang berada di wilayanh tersebut.
Tujuannya agar warga masyarakat Cimenyan bisa seperti pohon menyan yakni bisa membawa harum nama desan dan selalu mempererat tali persaudaraan di antara warga Cimenyan.***